Jumat, 15 April 2011

Tiga wawasan Al-Quran mengenai akhirat

Kitab Suci Al-Quran membagi tiga kondisi yang akan ditemui setelah kematian dan terdapat tiga wawasan hikmah Al-Quran tentang akhirat. Yang pertama adalah Al-Quran berulangkali menyatakan kalau keadaan akhirat itu bukan suatu yang baru dan semua yang ditemui adalah refleksi dari kehidupan dunia ini sebagaimana dinyatakan dalam ayat:

"Amalan tiap-tiap manusia, Kami ikatkan pada batang lehernya dan pada hari Kiamat akan Kami keluarkan baginya kitab yang akan didapatinya terbuka lebar" (Bani Israil, 17 :14).
Di dunia ini pun semua efek dari amal perbuatan manusia telah dilekatkan Tuhan di lehernya, yang akan dibukakan efeknya yang tersembunyi di Hari Penghisaban dalam bentuk buku yang terbuka.

Guna menggambarkan amal perbuatan, secara metaforika digunakan kata burung. Setiap amal perbuatan, baik atau pun jahat, akan terbang pergi laiknya seekor burung, dimana upaya untuk menghasilkannya serta kesukaan dalam mengerjakannya menghilang, dengan meninggalkan sisa kebusukan atau kenyamanannya di dalam hati. Prinsip yang diajarkan Al-Quran menyatakan bahwa setiap tindak laku meninggalkan impresi yang tersembunyi. Setiap tindakan manusia akan menarik tindakan Ilahi sejalan dengan itu, sehingga sifat laku tersebut menjadi terekam pasti dan tidak akan pupus. Impresi tiap laku diukir di hati, pada wujud, di mata, di kaki atau tangan manusia. Semua itu menjadi catatan laku yang tersembunyi, yang akan dibukakan dalam kehidupan yang akan datang. Berkenaan dengan mereka yang diizinkan masuk surga, dikatakan:

"Bayangkanlah hari itu, ketika engkau akan melihat laki-laki mukmin dan perempuan mukmin, cahaya mereka akan berlari-lari di hadapan mereka dan di sebelah kanan mereka" (Al-Hadid, 57 : 13).

Di tempat lain dikemukakan tentang para pendosa bahwa:

"Persaingan satu sama lain di antaramu dalam usaha memperbanyak kekayaan duniawi membuat kamu lalai dari Allah. Hingga kamu sampai ke kuburan. Sekali-kali tidak demikian. Kamu akan segera mengetahui kebenaran. Lagi, sekali-kali tidak demikian. Kamu akan segera mengetahui. Sekali-kali tidak. Andaikata kamu mengetahui ilmu yang meyakinkan. Tentulah kamu akan melihat neraka jahanam di dunia ini juga. Kemudian kamu akan melihatnya di akhirat dengan mata yakin. Kemudian pada hari itu kamu niscaya akan diminta pertanggungjawaban tentang nikmat-nikmat yang telah dikaruniakan kepadamu" (QS.102 At-Takatsur:2-9).

Kecintaan yang berlebihan terhadap harta benda duniawi akan menghalangi usaha kalian mencari akhirat, sampai nanti telah terlambat dan kalian telah masuk kubur. Janganlah kalian mencintai dunia ini. Segera kalian akan mengetahui bahwa merupakan suatu kesalahan besar mencintai dunia. Kalau saja kalian mengerti secara pasti, kalian akan bisa melihat neraka di dunia ini juga. Kemudian di alam Barzakh kalian akan melihatnya secara meyakinkan. Pada saat dibangkitkan nanti, kalian harus memberikan pertanggungjawaban sepenuhnya dan jika azab hukuman Ilahi mengejar kalian, maka kalian akan tahu betul apa yang namanya neraka, tidak lagi secara teoritis tetapi secara praktis. (Islami Usulki Philosophy),file//mubarak ahmad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar