Menanggung penderitaan di jalan Ilahi, bersiap sedia menghadapi musibah-musibah dan kesulitan, merupakan hal yang timbul akibat gerakan iman. Iman merupakan suatu kekuatan yang menganugerahkan keberanian dan asa yang hakiki kepada manusia. Contohnya tampak di dalam kehidupan para sahabat ra.
Ketika mereka menyertai Rasulullah saw, apa yang membuat mereka yakin akan memperoleh pahala dengan menyertai seorang insan yang lemah dan tak berdaya itu ? Secara Zahir tidak tampak hal lain kecuali bahwa dengan menyertai satu orang (Rasulullah saw saja) ini maka seluruh kaum akan menjadi musuh. Akibatnya jelas bahwa musibah-musibah dan kesulitan-kesulitanakan melanda. Dan penderitaan-penderitaan itu akan mencincang0cincang mereka. Dan dengan demikian mereka akan binasa.
Namun ada juga satu mata yang memandang musibah-musibah dan kesulitan-kesulitan itu sebagai sesuatu yang tidak bermakna sama-sekali. Dan mati di jalan itu ia anggap sebagai suatu ketentraman dan kenikmatan. Dan mata itu telah melihat sesuatu yang sangat terselubung serta sangat jauh bagi mata-mata zahir lainnya. Itulah MATA IMAN DAN KEKUATAN IMAN, yang membuktikan bahwa segenap penderitaan dan kesusahan itu sama sekali tidak bermakna. Akhirnya iman itulah yang telah menang. Dan iman itulah yang telah menang. Dan iman tersebut memperlihatkan kehebatan sedemikian rupa sehingga orang yang menjadi bahan tertawaan dan orang yang disebut tidak berdaya serta seorang diri itu, melalui sarana iman, telah mengantarkan orang-orang lain sampai ke derajat yang tinggi. Ganjaran dan pahala yang tadinya terselubung dan pahala yang tadinya sedemikian rupa sehingga dunia melihatnya dan telah merasakan bahwa memang benar itu merupakan buah iman tersebut.
Dengan adanya iman itu, Jemaat para sahabat tidak pernah penat dan letih. Melainkan akibat dorongan kekuatan iman itu mereka telah melakukan pekerjaan-pekerjaan besar. Namun tetap saja [pihak luar] mengatakan bahwa para sahabat itu belum melakukan sepenuhnya.
Iman telah memberikan kekuatan kepada mereka, para sahabat itu sehingga BAGI MEREKA MENYERAHKAN KEPALA DAN MENGORBANKAN NYAWA DI JALAN ILAHI MEREKA ANGGAP PERKARA KECIL. Dan ketika belum tampak hasil-hasil yang jelas, lihatlah warga saat itu. Betapa orang-orang Islam telah menanggung penderitaan-penderitaan dan bala-musibah di tangan para musuh hanya karena mengucapkan ‘Laa ilahaa illallaah muhammadur rasulullah’.
Itulah yang pernah terjadi di suatu zaman dahulu. Yakni saat itu menyerahkan kepala bukanlah suatu yang sulit. Dan sekarang ini adalah suatu zaman dimana walaupun memiliki kekuatan iman dan pihak penentangpun tidak memberi penderitaan-penderitaan semacam itu-bahkan [umat Islam di Hindustan] berada di bawah naungan sebuah pemerintah yang adil ; kerajaan tidak memberikan halangan apapun, segenap sarana untuk meraih ilmu-ilmu agamapun tersedia, tidak ada kesusahan untuk menerapkan rukun-rukun agama-ternyata [bagi agama Islam] terasa sulit untuk melakukan sebuah sujud sekalipun . Simaklah dalam-dalam ! Bandingkanlah. Bagaimana kepala yang diserahkan dan bagaimana sebuah sujud [yang terasa susah]?
Dari itu dengan jelas diketahui. Betapa tipisnya iman pada masa sekarang ini. Dan dalam kondisi bahwa dengan mengerjakan shalat dan dengan melakukan wudhu, terkadang manfaat-manfaat kesehatan bagi fisik [ternyata tetap saja orang-orang enggan melakukan] {Malfuzhaat, Jilid II, Hal. 151-152}.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar