Menjawab Tuduhan : Hazrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. wafat di dalam WC karena kolera dalam keadaan berlumuran kotoran?
Jawaban:
1. Cerita diatas dibuat oleh para penentang beliau, dengan penuh dengki, tetapi tanpa bukti. Siapa di antara mereka yang menyaksikan apalagi membuktikan bahwa beliau wafat di WC? Laysal khabaru kal mu’aayanah, yaitu; Desas-desus tidaklah sama dengan yang disaksikan sendiri (Al Hadis).
Kejadian sebenarnya adalah; beliau meninggal dunia karena diare dan wafat di tempat tidur dengan tenang, disaksikan keluarga, sahabat dan kerabatnya.
2. Keterangan dari yang menyaksikan kewafatan beliau adalah; “...Ummul Mukminin (istri beliau) bangun dan terkejut melihat keadaan beliau yang sangat lemah dan bertanya, ‘Ada apa?’. Hazrat Ahmad menjawab, “Sekarang saat kewafatan saya sudah tiba”... para dokter datang dan mulai mengobati beliau.. beberapa obat diberikan melalui suntikan dan beliau tertidur. Pada waktu Subuh, Hazrat Ahmad terbangun dari tidur dan melaksanakan shalat subuh. Kemudian... beliau merebahkan diri di atas tempat tidur. Tidak lama kemudian tampak beliau seperti tertidur.. Pada tanggal 26 Mei 1908, pukul 10.30, Hazrat Ahmad berpulang ke Rahmatullah..”.(Riwayat Hidup Mirza Ghulam Ahmad, Mirza Bashirudin Mahmud Ahmad, hal 69-70, Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 1995)
3. Beliau wafat di kota Lahore. Pada saat itu berjangkit wabah kolera disana. Pemerintah Inggris menegeluarkan larangan keras, bagi orang yang meninggal karena wabah, jenazahnya harus segera dikubur di tempat ia meninggal, tidak boleh dibawa ke tempat lain. Hal ini untuk sebagai upaya mencegah penyebaran wabah. Tetapi, jenazah beliau diizinkan dibawa ke Qadian, setelah jenazahnya diperiksa dan diberi sertifikat kematian meninggal bukan karena wabah kolera, melainkan meninggal secara wajar.
(Review of Religion, February 1997, vol 92, no 2, hal 28-29)
4. Pertanyaannya adalah, apakah sakit diare yang menyerang perut beliau dapat dinyatakan sebagai penyakit yang diridhoi Allah? Jawabannya diperoleh dalam Hadis Nabi Muhammad saw, yaitu :
“Nabi saw bersabda; Mati syahid itu ada tujuh macam, selain syahid terbunuh di jalan Allah" :
1. karena penyakit thaun
2. karena tenggelam
3. karena sakit panas
4. karena sakit perut (diare)
5. karena terbakar
6. karena tertimbun reruntuhan dan
7. karena melahirkan
(Fikih Sunnah 11, Sayyid Sabiq, alih bahasa H.Kamaluddin A.Marzuki, hal 80, PT.Al Maarif, Bandung, 1987)
“Nabi saw bersabda, Rasulullah bertanya, "Bagaimana caramu menghitung syahid?". Mereka menjawab, "Wahai Rasulullah, orang yang mati terbunuh di jalan Allah itu mati syahid". Rasulullah bersabda; "Jika demikian, orang-orang syahid dalam umatku itu sedikit". Mereka berkata, "Jika demikian, siapa wahai Rasulullah?". Rasulullah menjawab, "Orang yang terbunuh di jalan Allah, itu syahid. Orang yang mati di jalan Allah itu syahid. Orang yang mati karena penyakit perut, itu syahid. Orang yang mati tenggelam, itu syahid". (Fikih Sunnah 11, hal 81)
Dengan perkataan lain, menurut sabda Rasulullah saw diatas, Mirza Ghulam Ahmad wafat secara syahid. Insha Allah.