Senin, 04 April 2011

FATWA RASULULLAH SAW TERKAIT IMAM SHALAT

FATWA RASULULLAH SAW TERKAIT IMAM SHALAT

I. Yang Berhak Menjadi Imam Shalat

اِجْعَلُوْا اَئِمَّتَكُمْ خِيَارَكُمْ فَاِنَّهُمْ وَفُدُكُمْ فِيْمَا بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ رَبِّكُمْ
‘Jadikan olehmu untuk Imam kamu orang yang terpilih diantara kamu, karena mereka adalah perantara kamu dengan Tuhan kamu’ {Darul Quthni}.

وَعَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رض قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلعم : يَؤُمُّ القَوْمَ اَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللهِ تَعَالَى ، فَاِنْ كَانُوْا فِى الْقِرَاءَةِ سَوَاءً فَاَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ ، فَاِنْ كَانُوْا فِى السُّنَّةِ سَوَاءً فَاَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً ، فَاِنْ كَانُوْا فِى الْهِجْرَةِ سَوَاءً فَاَقْدَمُهُمْ سِلْمًا . وَفِى رِوَايَةٍ : سِنًّا . وَلاَ يَؤُمَّنَّ الرَّجُلُ الرَّجُلَ فِى سُلْطَانِهِ ، وَلاَ يَقْعُدْ فِى بَيْتِهِ عَلىَ تَكْرِمَتِهِ اِلاَّ بِاِذْنِهِ
 ‘Dari Ibnu Mas`ud ra, dia berkata ; Rasulullah saw bersabda ; Orang yang paling pandai membaca Al-Qur`an yang akan menjadi Imam Bangsanya. Bila kepandaian mereka dalam bacaan Al-Qur`an sama maka yang paling mengerti tentang hadis. Bila pengertian mereka tentang hadis sama maka yang paling dahulu hijrah. Bila waktu hijrah bersamaan, maka yang paling dahulu masuk Islam. Dalam riwayat lain yang paling tua. Jangan sekali-kali menjadi Imam atas laki-laki lain dalam tanah kekuasaan laki-laki lain itu. Dan jangan duduk di atas tempat kehormatannya yang ada dalam rumahnya, kecuali seizin dia’ {Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Abu daud, Jilid. I, No. 55o, Hal. 392}.

II. Imam Yang Tidak Disenangi Jamaah

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو : اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُوْلُ : ثَلاَثَةٌ لاَ يَقْبَلُ اللهُ مِنْهُمْ صَلاَةً : مَنْ تَقَدَّمَ قَوْمًا وَهُمْ لَهُ كَارِهُوْنَ, وَرَجُلٌ اَتَى الصَّلاَةَ دِبَارًا, وَالدِّبَارُ اَنْ يَأْتِيَهَا بَعدَ اَنْ تَفُوْتَهُ, وَرَجُلٌ اِعْتَبَدَ مُحَرَّرَهُ
 ‘Dari Abdullah bin Amr ra bahwa Rasulullah saw sering bersabda ; ‘Tiga golongan orang yang tidak diterima shalatnya yaitu ;
  1. Orang yang maju kedepan kaum untuk menjadi imam, sedangkan mereka membenci mereka.
  2. Orang yang biasa mengerjakan shalat belakangan. Yaitu mengerjakan setelah shalat berlalu.
  3. Orang yang memperbudak seorang budak.
{Abu daud, Jilid. I, No. 564, Hal. 400-401}.

III. PENDATANG MENJADI IMAM SHALAT (maksudnya boleh tidak ?)

عَنْ اَبِى عَطِيَّةَ وَهُوَ الْعُقَيْلِىُّ, مَوْلاَهُمْ قَلاَ : كَانَ مَالِكِ بْنُ حُوَيْرِثٍ يَأْتِيْنَا اِلَى مُصَلاَّنَا هَذَا, فَاُقِيْمَتِ الصَّلاَةُ, فَقُلْنَالَهُ : تَقَدَّمْ فَصَلِّهْ, فَقَالَ لَنَا : قَدَّمُوْا رَجُلاً مِنْكُمْ يُصَلَّى بِكُمْ وَسَاُحَدِّثُكُمْ لِمَ لاَ اُصَلِّى بِكُمْ ؟ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : مَنْ زَارَ قَوْمًا فَلاَيَؤُمَّهُمْ رَجُلٌ مِنْهُمْ
‘Dari Abu athiyah salah seorang maula di antara kami dia berkata ; pernah Malik bin Huwairis ra datang berkunjung ke musholaa kami ini. Lalu bersiap shalat dibacakan iqomat. Maka kami berkata kepadanya, ; Majulah anda (Malik), lalu shalatlah [bersama kami]. Maka dia [Malik] berkata kepada kami ; “Majulah salah seorang di antara kamu, untuk mengerjakan shalat bersama kamu, lalu aku akan mengikuti kepadamu, mengapa tidak akan mengerjakan shalat bersama kamu (sebagai imam), yaitu aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda ; ‘Barangsiapa berkunjung kepada suatu kaum, maka janganlah dia menjadi imam mereka, tapi  hendaklah salah seorang di antara mereka yang menjadi imam [shalat] mereka’. {Abu daud, Jilid. I, No. 567, Hal. 402, Hadis ini dikeluarkan oleh Tirmidzi dan Nasai}.

{Semoga bermanfaat Untuk persiapan jum’at jika ada yang mengaku aparat + MUI atau siapa saja yang dalihnya silaturahmi ke Masjid kita, tahu-tahu mau jadi imam shalat}
Mohon do’a, Wassalam. Mubarak Ahmad