Rabu, 13 April 2011

KHUtBAH HUZUR : SATU WASIYAT PENTING NABI MUHAMMAD SAW

Nabi Muhammad saw pada suatu hari mewasiyatkan suatu wasiyat (pesan) kepada Hadhrat Mu`adz ra sebagai berikut :

“Wahai Mu`adz ra, ingin sekali kusampaikan kepadamu satu perkara yang sangat penting yang apabila eangkau iangat hal ini, maka engkau akan memeperoleh satu faedah yang besar,  tetapi bila engkau melupakannya, maka engkau tidak akan memperoleh karunia dan fadhal Ilahi dan engkau tidak akan memperoleh ketenangan sedikitpun untuk menyelamatkan dirimu.

Wahai Mu`adz ! Sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan tujuh malaikat penjaga sebelum Dia itu menciptakan langit dan bumi. (langit ialah langit ruhani). Dan setiap malaikat dari yang tujuh itu akan berada di setiap langit, sebagai penjaga pintu gerbang. Dan tugasnya ialah ; kalian harus berdiri di tempat kalian masing-masing dan hanya amal manusia yang boleh berlalu dari sini, yang Kami izinkan untuk memasukinya.
          
1. Nabi Muhammad saw bersabda : "Maka malaikat yang tugasnya menjaga dan mencatat amalan manusia naik ke langit dengan membawa catatan amalan manusia yang telah dicatat dari yang mereka kerjakan mulai sejak pagi sampai sore hari dan malaikat pun menjaga amalan itu sungguh-sungguh dan menjunjung tinggi amanat itu. Bahkan menganggap itu sebagai sesuatu yang suci. Tetapi tatkala dia sampai pada pintu gerbang langit yang pertama maka malaikat penjaga (amalan) itu berkata, ‘Kami akan menghadap Tuhan dengan membawa amalan seorang manusia dan amalan ini sangatlah baik dan terhormat’. Maka malaikat [penjaga langit] itu berkata ; "Tunggulah sebentar engkau tidak diizinkan masuk, tetapi segeralah kembali dan pukulkanlah amalan orang itu pada pelakunya. Allah SWT telah memerintahkan kepadaku untuk berdiri di sini dengan pesan agar aku tidak membiarkan amalan seseorang manusia yang suka berghibat untuk berlalu dari sini. Adapun orang yang amalannya sedang engkau bawa untuk dihadapkan kepada Allah SWT itu, dia selalu berghibat (membicarakan keburukkan orang lain).

2. Rasulullah saw bersabda ; ‘Seorang malaikat lain naik ke langit dengan membawa amalan seorang manusia, mereka mulai berbicara satu dengan yang lainnya di antara malaikat-malaikat itu memuliakan amalan itu dan hamba Tuhan itu banyak beramal soleh. Karena di dalam amalannya tidak terdapat amalan berghibat, maka malaikat pertama mengizinkan malaikat pembawa amalan itu berlalu. Tetapi tatkala dia sampai di langit yang kedua, maka malaikat penjaga pintu gerbang langit yang kedua itupun berseru kepadanya ; ‘Tunggulah dulu, kembalilah kamu dan amalan yang sedang kau bawa itu, pukulkanlah kepada pelakunya. Aku adalah malaikat penjaga amalan berisi kebanggaan dan Allah SWT sengaja menetapkan aku berdiri di sini dengan maksud tiada lain, ialah supaya aku tidak membiarkan amalan hamba-hamba Tuhan yang selalu duduk dalam majlis (pertemuan), kemudian selalu mengemukakan kebanggaan-kebanggaannya dengan amalan-amalan baiknya. Adapun orang yang amalannya itu sedang kau bawa, dia selalu duduk dalam majlis dan dia selalu membanggakan amalan-amalan baiknya’.
            
3. Rasulullah saw bersabda bahwa sekelompok malaikat yang lain membawa amalan hamba Tuhan dan merekapun berangkat menuju langit. Dan menurut mereka amalan yang mereka bawa itu merupakan suatu kumpulan amalan yang baik dan Nur-Kamil (cahaya yang sempurna), yang di dalamnya juga banyak terdapat sedekah dan khairat, begitupun puasa dan shalat. Bahkan malaikatpun merasa heran bagaimana hamba Allah SWT ini begitu tekunnya mengumpulkan amal solehnya itu. Karena di dalam amalan itu tidak terdapat ghibat dan juga membangga-banggakan diri, maka amalannya itu dapat melalui pintu gerbang langit pertama dan kedua dan malaikat-malaikat penjaga itupun mengizinkan mereka berlalu. Tetapi tatkala mereka itu berlalu di pintu gerbang langit yang ketiga, maka malaikat di sanapun berseru ; ‘Tunggulah dulu, katanya, amalan yang tengah engkau bawa menghadap Tuhan itu, bawalah kembali dan pukulkanlah itu pada si pelakunya. Aku adalah pemeriksa amalan Takabur. Dan Tuhan telah menetapkan aku di sini, supaya aku tidak mengizinkan masuk amalan-amalan yang bercampur dengan kesombongan dan takabur. Adapun amalan yang tengah engkau bawa itu, pelakunya sangatlah sombong dan sangat congkak sekali. Dia mengangap dirinya itu sangat luar biasa dan sering menganggap remeh pada orang lain dan dia selalu duduk dalam majlis dan pertemuan dan mengangkat leher tinggi-tinggi. Amalan yang kalian bawa itu menurut kalian sangatlah baik. Tapi sesungguhnya di sisi Tuhan, Dia tidak mengabulkannya’.

4. Rasulullah saw selanjutnya menerangkan: ada serombongan malaikat yang keempat, mereka membawa amalan hamba Tuhan ke langit; artinya bahwa malaikat itu menganggap amalan yang tengah mereka bawa itu indah dan gemerlapan, bagaikan bintang kejora yang berkelap-kelip dan permata yang sangat indah di dalamnya tergabung sembahyang tasbih, dan amalan ibadah haji dan umroh. Begitulah malaikat-malaikat itu setelah melewati pintu demi pintu dan langit demi langit, maka sampailah mereka itu pada pintu gerbang langit yang keempat. Maka malaikat di sanapu menahannya, seraya berkata ; ‘Tunggulah dulu dan bawalah kembali amalan-amalan itu dan pukulkanlah semua amalan itu pada pelakunya. Aku adalah malaikat pemeriksa rasa Egois dan mementingkan diri sendiri saja. Tuhan memerintahkan padaku untuk berdiri di tempat ini untuk menahan segala amalan yang di dalamnya terdapat rasa egois dan mementingkan diri sendiri saja dan menganggap dirinya dan jiwanya itu sebagai syirik (sekutu) terhadap Tuhan, sedangkan di dalam dirinya itu penuh diliputi dengan sifat egois dan mementingkan diri sendiri saja, sedangkan pada dirinya tidak ada kesadaran sedikitpun sebagai hamba Tuhan yang sejati. Maka tidaklah diizinkan bagi amalannya itu dapat melewati pintu gerbang langit yang keempat. Tuhanku berfirman kepadaku ; ‘Orang ini apabila mengerjakan suatu pekerjaan, maka ia mencampurkan amalan-amalan itu dengan sifat keakuannya dan hal itu  di sisi Allah SWT, bukanlah pekerjaan yang dapat diterima Tuhan”.

5. Rasulullah saw selanjutnya menerangkan bahwa serombongan malaikat kelima, mereka naik ke langit dengan membawa amalan hamba Tuhan, yangmana malaikat itu menilai amalan itu bagaikan ; ‘Seorang pengantin remaja yang dirinya di hias begitu cantik, yang pada malam pengantinnya duduk di hadapan pengantin laki-lakinya. Tetapi tatkala amalan itu berhasilmelampaui keempat gerbang langit itu dan akan memasuki pintu gerbang langit kelima, maka malaikat penjaga berseru ; ‘Tunggulah dulu, kembalilah serta pukulkanlah amalan itu pada pelakunya. Tuhan tidak bersedia menerima amalan itu. Kami adalah malaikat Hasad (malaikat kebencian). Tuhan telah menetapkan aku bahwa orang yang dalam amalannya itu suka bersifat dendam dan benci terhadap orang lain, maka amalannya itu tidak diterima atau tidak diizinkan memasuki pintu gerbang yang kelima. Orang ini menaruh benci dan dendam terhadap orang-orang yang menuntut ilmu dan kepada orang yang beramal soleh dan berlaku baik.

6. Rasulullah saw selanjutnya menerangkan, bahwa serombongan malaikat yang keenam naik langit dengan membawa amalan seorang hamba Tuhan lainnya. Dia sudah melalui pintu-pintu gerbang langit dan sampai di pintu gerbang ke enam. Di dalam amalan itu terkandung amalan puasa, zakat, haji dan umrah. Malaikat-malaikat itu mengira bahwa amalan itu pastilah diterima oleh Allah SWT. Tatkala malaikat itu sampai pada pintu gerbang langit yang keenam, maka malaikat disanapun berseru ; ‘Tunggulah dulu, orang ini sebagai hamba Tuhan, tetapi ia tidak pernah berlaku kasih sayang terhadap hamba Tuhan lainnya sama sekali. Dan Allah SWT menetapkan aku di sisni supaya setiap amalan yang ada rasa kasih sayang terhadap makhluk Tuhan lainnya, diizinkan masuk dari sini. Maka kembalilah sekarang juga dan pukulkanlah amalan itu pada pelakunya sambil katakana kepadanya ; ‘Kamu dalam hidupmu ini bukan berlaku kasih-sayang terhadap hamba-hamba Tuhan melainkan selalu berlaku keji dan kejam terhadap mereka. Allah SWT selalu berlaku kasih-sayang padamu. Maka bagaimana mungkin Dia akan mengabulkan amalanmu itu ?’

7. Selanjutnya Nabi Muhammad saw menerangkan bahwa ada serombongan malaikat lain yang membawa amalan hamba Tuhan. Dari pintu ke pintu, dari langit ke langit dilaluinya dengan mudah, sampai pada akhirnya sampailah mereka itu pada pintu gerbang langit yang ketujuh. Macam-macam ibadah kepada Ilahi terkandung di dalamnya, seperti shalat, puasa, fiqih, ijtihad dan sebagainya.

Dalam amalan-amalan itu terdengar dengaungan sayap lebah madu yang berdengung dengan merdunya, yang nyata itu adalah dengungan sayap malaikat yang tengah bergembira dengan membawa amalan-amalan baik itu. Untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Dan amalan tersebut bersinar terang, bagaikan matahari yang terang benderang. Begitu pula amalan tersebut begitu besar dan beratnya, sampai-sampai malaikat yang mengangkatnyapun berjumlah 3.000 banyaknya. Ketika itu sampai di pintu langit keenam itu, maka malaikat penjaga di sana berseru ; ‘Tunggulah dulu, kalian tidak dibenarkan berlalu. Kembalilah dan pukulkanlah amalan yang kalian bawa itu ke wajah sipelakunya dan kuncilah hatinya itu. Sesungguhnya Tuhan telah menetapkan padaku untuk tidak membawa dan mempersembahkan amalan-amalan hamba Tuhan yang sepenuhnya tidak di dasarkan untuk semata-mata mencari keridhoan Tuhan melainkan untuk yang lainnya.
Orang ini sering duduk di Majelis Ulama dan Fukaha serta mengemukakan masalah-masalah agama dan fiqih serta Ijtihad dengan penuh kebanggaan, agar ia mendapat kehormatan dan pandangan baik di sisi manusia. Hal itu dilakukannya bukan untuk mencari ridho Tuhan semata-mata. Melainkan agar dia terkenal di kalangan Ulama dan Fuqaha, sebagai seorang suci dan berilmu tinggi. Dan orang-orang sering menyebut-nyebut namanya dalam Majelis Ulama.

Amalannya itu di dalamnya terdapat sifat riya (pamer, yang mana hal itu sangat tidak disukai Tuhan dan Tuhan tidak mengabulkannya. Maka aku diperintahkan oleh Ilahi untuk tidak mengizinkan amalan itu berlalu, bahkan supaya mengembalikan amalan itu kepada si pelakunya.

8. Nabi Muhammad saw selanjutnya menerangkan kembali tentang hamba Tuhan lainnya yang [amalannya] di bawa oleh serombongan malaikat yang naik ke langit, melewati pintu gerbang yang ketujuh. Dan malaikat di sana tidak keberatan atasnya. Di dalam amalan itu terdapat amalan baik seperti, shalat, haji, umrah, akhlak yang baik, dzikir Ilahi dan sebagainya.

Tatkala malaikat berdiri dihadapan Allah SWT untuk mempersembahkan amalan-amalan itu, yang dilakukan secara murni untuk keridhoan Allah SWT semata-mata, sambil katanya ‘Ya Tuhan kami, hamba Engkau ini setiap waktu selalu sibuk beribadah kepada-Mu dan banyak amal-amal soleh yang dilakukannya waktunya yang berharga itu diisinya untuk selalu taat kepada Engkau. Ia sangatlah mukhlis dan dalam amalannya itu tidak ada keaiban (cacat). Pokoknya malaikat itu sangat memuji amalan itu. Maka Allah SWT berfirman ; ‘Aku menetapkanmu hanya sebagai pencatat dan penjaga amalan yang sudah dikerjakan saja. Engkau hanya melihat amalan hamba-Ku itu hanya secara lahirnya saja dan engkau tuliskan semua itu menurut perintah-Ku. Sedangkan Aku meneliti keadaan hatinya itu.

Hamba-Ku ini beramal saleh bukan untuk mencari ridho-Ku, melainkan niat dan tujuannya itu kemana-mana selain dari pada-Ku. Maka laknatlah yang turun atasnya. Maka malaikat-malaikatpun berserulah dengan serempak laknat-Ku menimpa atasnya, maka laknat Kami pun menimpa atasnya. Maka ketujuh langit dan segala dan segala makhluk yang ada di dalamnya melaknat orang itu.

Ketika Mu’adz mendengar uraian hadits Rasulullah saw itu, maka hatinya bergetar dan berdebar-debar seraya berkata: ‘Ya Rasulullah, kalau demikian keadaan amalan-amalan kami, bagaimana mungkin bagi kami untuk selamat dan bagaimana mungkin dapat selamatkan diri kami dari kemurkaan Tuhan ?

Sabda Rasulullah saw Beramallah atas sunah-sunahku !
Yakinkanlah olehmu bahwa hamba Tuhan walau bagaimanapun bagus amalnya dan akhlaknya itu, pastilah akan terdapat kekurangan dan kelemahan di dalamnya. Oleh karena itu janganlah engkau merasa bangga atas amalanmu yang bagaimanapun juga. Tetapi sebaliknya percayalah bahwa Tuhan kita walau bagaimanapun kelemahan dan kekurangan terdapat pada amalan hamba-Nya itu. Dia pasti akan mengampuninya.
Jagalah juga lidahmu baik-baik dan jangnlah engkau menyakiti hati siapapun juga dengannya. Janganlah mengeluarkan sesuatu perkataan yang buruk daripadanya.


Dan janganlah pula menganggap dirimu itu lebih baik dari yang lain dan janganlah pula sekali-kali mengumumkan ketakwaanmu pada orang-orang lain.

Apapun amalan yang kau lakukan demi untuk mencari ridho Tuhan untuk kebanggaan akhirat nanti, jangan engkau campuri sedikitpun dengan persoalan dunia.

Janganlah engkau sekali-kali membuat fitnah dalam masyarakat atau ingin memecah belah mereka. Apabila engkau berbuat demikian, maka di akhirat nanti anjing-anjing neraka akan menyobek-nyobekmu dan akan mengoyak-oyak tubuhmu.

Janganlah beramal apapun untuk beriya (pamer) di hadapan orang lain. {Ruhul Bayan, Jilid I, hal. 76-77}. Penjelasan dari ikutilah sunah-sunahku !!!. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar