Rabu, 13 April 2011

Kenabian Ummati

“Tuduhan yang dilontarkan kepadaku adalah bahwasannya aku seolah-olah mendakwakan kenabian sedemikian rupa sehingga aku seperti tidak ada sangkut pautnya dengan Islam,  artinya bahwa aku menganggap diriku sebagai nabi yang terpisah sehingga tidak perlu lagi mengikuti Al-Qur’an, membuat kalimah dan kiblat sendiri menyatakan bahwa syariat Islam mansukh dan tidak mentaati Rasulullah SAW. Tuduhan ini sama sekali tidak benar, bahkan pendakwaan seperti itu menurut hematku adalah sebuah pengingkaran

Aku menyatakan bahwa diriku adalah nabi berdasarkan karunia yang dianugerahkan Tuhan dimana aku dapat bercakap-cakap dengan-Nya. Dia sangat sering berbicara dengan menurunkan kalam-Nya kepadaku, menjawab kata-kataku dan banyak sekali memperlihatkan hal-hal gaib, membukakan tabir rahasia-rahasia masa yang akan datang dimana manusia seumumnya tidak mendapatkan kedekatan yang khusus ini dengan-Nya. Kepada yang lain Dia tidak membukakan rahasia-rahasia itu. 

Oleh sebab inilah Dia menamaiku nabi dalam arti nabi ummati (nabi pengikut) supaya nubuwatan junjungan kita Muhammad SAW bahwa Isa yang akan datang itu berasal dari umat beliau dan bergelar nabi menjadi sempurna. Kalau tidak, harapan hampa serta khayalan kosong akan menguasai manusia berkenaan dengan kedatangan Nabi Isa AS, bagaimana beliau bisa menjadi ummati. Apakah setelah turun dari langit ia akan masuk Islam, lalu sejak itu Nabi kita SAW tidak lagi menjadi  خاتم الأنبياء Khatamul Anbiya?”