KHUTBAH JUM’AH
HAZRAT AMIRUL MU’MININ KHALIFATUL MASIH V atba.
Tanggal 25 Maret 2011 dari Baitul Futuh London UK
TENTANG : Keindahan Kitab Suci Qur'an
Hazrat Amirul Mu'minin Khalifatul Masih V a.b.a, Hazrat Mirza Masroor Ahmad |
Setelah membaca tasyahud dan menilawatkan surah Al Fatihah Huzur atba menilawatkan ayat 42 dan 83 dari Surah Bani Israil sebagai berikut :
Dan sesungguhnya Kami telah menerangkan berulang-ulang didalam Alqur’an ini supaya mereka mengambil nasihat. Dan tidaklah Alqur’an itu menambah bagi mereka, kecuali kebencian.(Bani Israil : 42)
Dan berangsur-angsur Kami turunkan dari Alqur’an suatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang beriman, tetapi tidaklah itu menambah kepada orang-orang aniaya melainkan kerugian. (Bani Israil: 83)
Perbuatan zalim atau kejahatan terkutuk seperti itu, selalu terjadi dan tidak ada henti-hentinya menentang Islam. Perbuatan-perbuatan seperti itu baik dilakukan oleh perorangan mapun oleh sebuah kelompok tertentu atau dilakukan ditengah-tengah kumpulan mayarakat. Apabila seorang mukmin sejati mengetahui perkara ini pasti hatinya akan merasa pedih dan tersinggung sekali. Akan tetapi sambil menerima perlakuan dan menanggung perasaan pedih ini orang-orang mukmin sejati tidak menimbulkan reaksi yang mengancam keselamatan pribadi seseorang atau menentukan suatu tawaran sejumlah wang untuk membunuhnya atau membentuk sebuah protes besar-besaran dan melakukan kerusuhan dan pengrusakan terhadap properti milik negara, sehingga akibatnya akan menambah kekuatan terhadap anggapan buruk pihak lawan terhadap Alqur’an. Melainkan, sebagai jawabannya kita harus menampilkan keindahan dan kemolekan ajaran Alqur’an itu melalui ucapan-ucapan kita dan melalui perangai, sikap dan amal perbuatan kita yang baik dan moderat. Sehingga akhirnya dunia sendiri akan membenci, mengutuk dan menyumpah serapah terhadap pelaku zalim dan biadab itu. Orang-orang buta seperti itu tidak mungkin dapat menyaksikan keagungan ajaran Kitab Suci Alqur’an, bahkan tidak mungkin mampu menyaksikannya. Jika tidak, banyak orang-orang bijak dan bertabi’at adil dari penganut berbagai Agama, diantara-nya banyak orang-orang Hindu, orang-orang Sikh juga, orang-orang Kristen juga yang mengagumi keindahan dan keluhuran martabah Rasulullah saw dan keindahan ajaran Alqur’an. Mereka tidak dapat menyembunyikan semua kenyataan itu. Berikut ini saya ingin memberi misal, bagaimana martabah Rasulullah saw dan keindahan ajaran Kitab Suci Alqur’an yang mereka kagumi itu. Bukan hanya padri itu saja, bahkan beberapa hari yang lalu didalam surat kabar di America seorang telah menulis katanya : ” Orang-orang Muslim itu sendiri tidak buruk, akan tetapi penyebab utama yang telah membuat mereka menjadi pembangkit kerusuhan dan pemberontakan adalah ajaran Alqur’an mereka.”
Itulah pendapat para ahli ketimuran (orientalis). Banyak sekali orientalis yang sekalipun berlainan Agama terpaksa mereka berpegang kepada yang sebenarnya dan terpaksa ia mengikuti panggilan suara hati nuraninya untuk berlaku adil dan jujur. Mereka tidak dapat tinggal diam tanpa mengemukakan pujian terhadap keindahan Alqur’an dan keluhuran akhlaq dan budi pekerti Rasulullah saw. Akan tetapi orang yang jiwanya sudah dipengaruhi kebencian dan permusuhan mereka sedikitpun tidak dapat melihatnya. Ayat Qur’an yang telah saya tilawatkan pada permulaan khutbah ini Allah swt telah menjelaskan gambaran manusia seperti itu. Alqur’an adalah benar tidak ada keraguan sedikitpun didalamnya. Allah swt berfirman didalam ayat itu sebagai berikut : Dan sesungguhnya Kami telah menerangkan berulang-ulang didalam Alqur’an ini supaya mereka mengambil nasihat. Dan tidaklah Alqur’an itu menambah bagi mreka, kecuali kebencian.(Bani Israil : 42)
Jadi, Alqur’an telah melukiskan gambaran orang-orang seperti itu. Keadaan orang-orang ini sama dengan orang-orang kafir. Setiap ayat Alqur’an dimana memberitahukan keadaan masa lampau disana disebutkan juga nubuatan tentang yang akan datang. Orang-orang yang memusuhi Alqur’an seperti itu setiap zaman selalu muncul dan akan selalu muncul diatas dunia ini. Sekalipun sudah jelasnya ajaran Alqur’an itu, dijelaskan dari setiap sudut, dan dijelaskan dari berbagai sudut Dan berangsur-angsur Kami turunkan dari Alqur’an suatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang beriman, tetapi tidaklah itu menambah kepada orang-orang aniaya melainkan kerugian. (Bani Israil: 83)
Berfirman; ”Kami telah menjelaskan ajaran Alqur’an yang sangat indah ini dari berbagai segi.” Allah swt telah menjelaskannya dari berbagai segi ini, bukan memberi kesempatan kepada mereka untuk membuka mata mereka, melainkan dengan keindahan ajarannya itu mereka lari bertambah jauh dari padanya. Sebagaimana firman-Nya : wamaa yaziiduhum illa nufuura yakni : Dan tidaklah Alqur’an itu menambah bagi mereka, kecuali kebencian. Yakni karena benci mereka semakin menjauh dari keindahan ajaran Alqur’an itu. Selanjutnya surah Bani Israil menggambarkan keadaan manusia seperti itu, sebagaimana telah difirmankan Tuhan dalam ayat 83 berikut ini : Dan berangsur-angsur Kami turunkan dari Alqur’an suatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang beriman, tetapi tidaklah itu menambah kepada orang-orang aniaya melainkan kerugian. (Bani Israil: 83) Yakni bagi orang mukmin Alqur’an sebagai rahmat sedangkan bagi orang yang zalim hanya merupakan benda yang merugikan. Jadi, disini lebih jauh telah dijelaskan, bahwa tepulang kepada keadaan fitrat seseorang maka sesuai dengan keadaannya itu alqur’an akan nampak kepadanya. Katanya ada seorang yang sakit yarqaan (jaundice)atau orang terkena penyakit kuning, matanya menjadi sakit dan setiap benda nampak kepadanya berwarna kuning. Orang yang berfitrat buruk maka sesuai dengan fitratnya itu Qur’an akan nampak kepadanya. Ketika Alqur’an mengumumkan Hudal lil muttaqiin, difirmankan pada awal surat itu, bahwa ajaran Alqur’an yang paling indah dan paling luhur itu hanya dapat disaksikan oleh orang-orang yang bertaqwa. Hidayat akan diberikan hanya kepada mereka yang didalam hati mereka tertanam taqwa atau rasa takut terhadap Allah swt.
Disini di-ingatkan bahwa, dengan menentukan harga kepala orang untuk ditangkap, atau dengan memecahkan kepala orang sebagai hukuman, kehormatan Alqur’an tidak dapat ditegakkan. Melainkan orang mukmin sejati adalah apabila ia menerapkan ajaran Alqur’an pada dirinya, maka ia dapat menjadi bukti bagi keindahan ajaran Alqur’an. Dengan menunjukkan ajarannya yang indah akan nampak kepada dunia antara yang haq dan yang bathil. Apabila ajaran Alqur’an yang indah ini sudah zahir diatas dunia maka kemenangan Allah swt ini akan menjadi rahmat bagi orang-orang mukmin dan akan menjadi obat penawar bagi kalbu-kalbu yang telah terluka oleh caci-maki dan penghinaan. Kejayaan Alqur’an berarti kejayaan bagi orang-orang mukmin juga. Tanpa hal itu tidak ada jalan lain bagi dunia, bahwa ajaran Alqur’an itu akan menjadi sarana kemajuan dibidang materi duniawi dan juga dibidang keruhanian. Hendaknya ajaran-ajaran Alqur’an ini diterapkan pada pribadi masing-masing. Jadi keburukan dan kelicikan mereka itu bagi orang-orang Ahmady khasnya tidak menjadi kekhawatiran. Kita adalah orang-orang yang telah mendapat karunia menjadi murid Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. yang telah diutus Tuhan untuk menyebar luaskan ajaran Islam sejati keseluruh pelosok dunia. Mengenai hal itu Allah swt berfirman didalam Surah Al Jum’ah sebagai berikut :
"Apa juapun yang ada diseluruh langit dan apa juapun yang ada dibumi senantiasa menyanjung Allah. Maha berdaulat, Mahasuci, Mahaperkasa, Mahabijaksana. Dialah yang telah mengutus ditengah-tengah bangsa yang buta huruf, seorang rasul dari antara mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nya, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah, walaupun sebelumnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata. Dan Dia akan membangkitkannya ditengah-tengah suatu golongan lain dari antara mereka, yang belum pernah bergabung dengan mereka. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana" (Al Jum’ah 2-4)
Dizaman ini Hazrat Masih Mau’ud, Imam Mahdi a.s. telah menjelaskan keagungan kitab Suci Alqur’an dan dalam membandingkannya dengan kitab Taurat beliau a.s. bersabda : ” Penda’waan para padri ini semata-mata tidak betul. Mereka berkata : Alqur’an telah membawa tauhid dan hukum-hukum baru jenis apa yang tidak terdapat didalam Taurat? Beliau bersabda : ” Orang tak berilmu yang membaca Taurah tentu akan terkecoh, apakah didalam Taurat itu ada ajaran tauhid? Hak-hak ibadah dan hukum-hukum ibadah juga tdak ada disebutkan didalamnya. Masalah baru apa yang telah diuraikan oleh Alqur’an ? Akan tetapi tipuan ini akan terkena kepada mereka yang tidak pernah merenungkan kalam Ilahi. Jelaslah bahwa banyak sekali bagian dari ilahiyyat yang tanda-tandanya sedikitpun tidak terdapat didalam Taurat. Jadi, dimanapun didalam Taurat tidak terdapat sedikitpun pembahasan tentang rahasia tauhid secara rinci. Sedangkan Alqur’an menjelaskan tauhid kepada kita bukan hanya sekedar menghindarkan diri dari penyembahan patung-patung, penyembahan manusia-manusia, binatang-binatang, unsur-unsur angkasa, atau syaitan-syaitan. Bahkan tauhid terbagi atas tiga martabah.
Martabah pertama, untuk awam yang ingin mendapat keselamatan dari kemurkaan Allah swt.
Martabah kedua, untuk orang-orang khas. Yakni untuk orang-orang yang paling banyak ingin menciptakan hubungan lebih akrab secara istimewa dengan Allah swt dibandingkan dengan orang-orang awam.
Dan martabah ketiga, untuk yang lebih khas lagi, yang ingin mencapai qurub Ilahi secara kamil.
Martabah awal dari tauhid Ilahi adalah, jangan menyembah sesuatu selain Allah swt. Dan harus menghindarkan diri dari penyembahan terhadap setiap benda yang terbatas ataupun makhluq yang dapat diketahui baik yang barada diatas bumi maupun yang ada diatas langit.
Martabah tauhid ketiga adalah, dalam mencintai Allah swt, harus menghapuskan maksud-maksud pribadi dari dalam hati kita, dan membuat diri sendiri fana didalam Zat-Nya. Ajaran tauhid seperti ini tidak terdapat didalam Taurat. Demikian juga penjelasan tentang surga dan neraka sedikitpun tidak terdapat didalam Taurat. Barangkali hanya terdapat isyarah-isyarah-nya saja. Demikian juga mengenai sifat-sifat kamil Allah swt tidak terdapat penjelasan secara menyeluruh didalam Taurat. Jika didalam Taurat terdapat suatu surah seperti yang terdapat didalam Alqur’an :
"Katakanlah ! Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah Yang tidak bergantung kepada sesuatu, dan segala sesuatu bergantung kepada-Nya. Dia tidak melahirkan dan tidak pula Dia dilahirkan. Dan tiada seorang-puh yang menyamai Dia." (Al Ikhlas : 1-5)
Barangkali orang-orang Kristen itu akan berhenti dari musibah penyembahan makhluq Allah swt. Demikian juga didalam Taurat tidak terdapat penjelasan tentang hak-hak manusia, tetapi didalam Alqur’an ajaran ini telah dijelaskan secara sempurna dan gamblang sekali misalnya Allah swt berfirman :
"Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil dan berbuat kebaikan dan memberi kepada kaum kerabat; dan melarang dari perbuatan keji, dan hal yang tidak disenangi dan memberontak. Dia memberi kamu nasihat supaya kamu mengambil pelajaran." ( An Nahl : 91)
Yakni simpaty kalian terhadap sesama manusia harus dilakukan dengan penuh kasih dan semangat kecintaan sesuai tuntutan fitrati, jangan disertai maksud untuk mengharapkan suatu pujian atau penghargaan dari siapapun. Sebagaimana kasih-sayang seorang ibu terhadap anaknya sendiri tanpa mengharapkan sesuatu dari anaknya atau dari siapapun. Demikian juga, Wujud Allah swt, ke Esaan-Nya, sifat-sfat-Nya yang kamil tidak ditunjukkan didalam Taurat bukti-bukti-nya dengan dalil-dalil akal secara jelas dan gamblang. Akan tetapi didalam Alqur’anul Karim semua aqidah, perlunya ilham dan perlunya nubuwat (kenabian) telah dibuktikan dengan dalil-dalil akal secara jelas dan gamblang. Dan setiap masalah dijelaskan dalam bentuk falsafahnya sehingga memberi kemudahan terhadap para pencari kebenaran untuk memahaminya. Dan semua dalil-dalil itu secara kamil dan lengkap terdapat didalam Kitab Suci Alqur’anul Karim, untuk itu diluar kemampuan manusia, misalnya untuk menyediakan dalil-dalil mengenai Zat Allah swt yang tidak terdapat didalam Kitab Suci Alqur’an.
Dalil paling kuat dan besar untuk membuktikan perlunya kehadiran Kitab Suci Alqur’an adalah, semua kitab-kitab sebelumnya mulai dari kitab Taurah, kitab Nabi Musa a.s. sampai kepada Injil ditujukan hanya kepada kaum tertentu, yaitu kaum Bani Israil. Dengan kata-kata yang jelas dan terang sekali bahwa kitab-kitab itu bukan untuk faedah semua bangsa, melainkan terbatas hanya kepada kaum Bani Israil saja. Akan tetapi turunnya Kitab Suci Alqur’an dimaksudkan untuk faedah semua bangsa didunia, tidak ditujukan hanya kepada suatu kaum tertentu. Bahkan secara terbuka dijelaskan bahwa Alqur’an telah diturunkan bagi faedah semua insan diseluruh dunia. Dan tujuannya adalah untuk perbaikan setiap manusia.”(Kitabul Bariyya-Essence of Islam Vol 1 hal.468-471)Jadi, inilah sebagai ringkasan yang telah dijelaskan kepada kita oleh Hazrat Imam Zaman, Hazrat Imam Mahdi a.s. tentang keindahan Alqur’anul Karim. Kita orang-orang Ahmady sangat bernasib baik (beruntung), dan kita baru dapat dikatakan bernasib baik apabila kita berusaha menerapkan hukum-hukum Alqur’an didalam kehidupan kita sehari-hari dan menunjukkannya kepada dunia bahwa, inilah ajaran yang sangat cemerlang yang kamu sekalian membantahnya. Barulah kita dapat memenuhi hak dan kewajiban setelah masuk kedalam Jema’at kaum akhirin.
Didalam sebuah khutbah saya telah memberi contoh tentang Jema’at Germany, disana mereka telah melaksanakan pameran Kitab Suci Alqur’an diberbagai tempat. Kadangkala menggunakan sebuah dewan (ruangan) disebuah gereja Kristen. Kesannya telah terbukti sangat baik sekali sehingga beberapa buah media telah meliput dan memberi-nya tanggapan yang sangat baik sekali. Maksud saya memberitahu hal ini, agar Jema’at dinegara-negara lain juga dapat melaksanakan pameran seperti itu. Sampai sekarang hal itu belum dapat dilaksanakan oleh semua Jema’at diseluruh dunia. Jika Jema’at di America berusaha membuat program untuk melaksanakan pameran, maka media yang sekarang sedang menaruh perhatian terhadap Islam, tentu disatu pihak mereka menyebarkan prilaku orang-orang zalim terhadap Islam, difihak lain tentu mereka akan menyampaikan kesan-kesan baik tentang kita juga. Walaupun demikian dengan karunia Allah swt Jema’at USA telah berusaha dengan baik dan sukses sekali dalam menyampaikan amanat perdamaian melalui seminar dan berbagai sarana media kepada berbagai kelompok masyarakat luas dinegeri itu. Berbagai media telah meliput semua kegiatan mereka itu, namun pameran belum dilaksanakan yang seharusnya sudah dilaksnakan disana.
Tugas setiap orang mukmin adalah mengadakan peninjauan terhadap setiap front (lapangan). Di America maupun dinegara-negara lain diseluruh dunia, hendaknya dipersiapkan secara regular untuk mengadakan pameran, sekalipun harus menyewa sebuah hall (ruangan). Kadangkala pameran diselenggarakan dimesjid-mesjid Jema’at, sedangkan masyarakat merasa enggan dan takut masuk mesjid, sebab telah ditimbulkan berbagai macam isue tidak betul tentang Islam yang sangat menakutkan. Jika sebuah hall (ruangan) disewa untuk menyelenggarakan pameran dimana dipamerkan terjemah Alqur’an dalam berbagai jenis bahasa dan berbagai macam literatures, dihiasi banners (fosters) bertuliskan kata-kata indah yang diambil dari ajaran Islam, dengan melihat display yang indah tentu banyak manusia akan tertarik untuk menyaksikannya. Perhatian media juga tentu akan tertarik kepadanya. Sekarang dunia media sedang banyak menaruh perhatian terhadap Islam. Banyak perkara yang baik telah ditulis tentang Islam. Berita-berita tentang Jema’at Ahmadiyah yang mereka tulis juga banyak yang betul. Niyat yang terkandung didalam hati mereka Tuhanlah Yang mahatahu. Namun bagaimanapun kita harus mengambil faedah dari mereka semaksimal mungkin. Sekalipun pameran dilakukan dengan menyewa Stall atau dengan mengambil bagian didalam general Exhibition namun pada umumnya hal itu tidak diliput oleh media, sekalipun ramai orang datang untuk menyaksikan berbagai macam barang yang dipamerkan. Namun jika kita mengadakan pameran tersendiri, bagaimanapun akan mempunyai impact atau kesan yang lebih baik. Jika diadakan dengan persiapan yang baik dan tertib, maka dunia akan tahu apa sebenarnya Alquranul Karim itu, dan apa ajarannya.
Kesimpulan dari apa yang telah saya baca dari tulisan Hazrat Masih Mau’ud a.s. adalah, bagaimana pentingnya ajaran Alqur’anul Karim dan bagaimana beliau telah mengemukakan suatu perbandingan mengenai keadilan telah dikemukakan dengan tegas oleh Alqur’an tidak pernah dilakukan oleh kitab-kitab lainnya. Sebagaimana Allah swt telah berfirman tentang itu :
"Allah tidak melarang kamu berbuat baik terhadap mereka dan berlaku adil terhadap mereka yang tidak memerangi kamu disebabkan agamamu, dan yang tidak mengusir kamu dari negeri-mu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil." (AL Mumtahinah ; 9)
"Hai orang-orang yang beriman ! Hendaklah kamu berdiri tegak karena Allah, menjadi saksi dengan adil, dan janganlah kebencian sesuatu kaum mendorong kamu bertindak tidak adil. Berlakulah adil; itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan." ( Al Maidah : 9)
"Dan sembahlah Allah, dan jangan kamu mempersekutukan sesuatu dengan-Nya: dan berbuat baiklah terhadap kedua orang-tua, dan kaum kerabat, dan anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, dan tetangga yang sesanak saudara, dan tetangga yang bukan kerabat, dan handai taulan, dan orang musafir, dan yang dimiliki oleh tangan-kananmu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang sombong, membanggakan diri." ( An Nisa : 37)
Huzur atba membicarakan tentang seorang anggauta Jema’at senior, beliau seorang Hafiz Qur’an dan beliau juga sebagai cendekiawan dalam pengetahuan duniawi dan terkenal sebagai sarjana astronomy. Nama beliau adalah Hafiz Saleh Muhammad Allah Din Sahib yang baru-baru ini telah wafat di Qadian. Inna lillahi wa inna illaihi raji’oon. Kedudukan terakhir beliau dalam Jema’at sebagai Sadr Sadr Anjuman Ahmadiyah Qadian untuk masa khidmat selama empat tahun. Beliau meraih gelar Msc dalam Physics dan PhD dalam Astrophysics dari American University. Beliau memiliki banyak sekali kebolehan dalam berbagai bidang dan telah menerbitkan lebih dari limapuluh macam tajuk research dan telah menerima banyak sekali penghargaan. Namun beliau selalu merendahkan diri. Tajuk-tajuk yang menjadi kesenangan atau favourite beliau adalah, dynamics of galaxies, gerhana bulan dan gerhana matahari. Usaha dan upaya research beliau selalu diilhami oleh ayat-ayat Kitab Suci Alqur’an dan beliau lakukan dengan kebolehan yang kamil. Beliau telah menulis banyak sekali buku-buku dan benyak melakukan pengkhidmatan terhadap Jema’at dalam berbagai bidang. Setelah pencen (pensiun) beliau tinggal di Qadian. Beliau mempunyai hubungan sangat erat dengan Tuhan dan sangat mencintai-Nya. Isteri beliau mengatakan, pada suatu kali terjadi dibandara Karachi-Pakistan, pegawai kastam telah berbuat tidak wajar terhadap beliau berkenaan dengan barang-barang electronic yang dibawa oleh beliau, yang membuat beliau sangat gelisah sekali. Untuk beberapa waktu beliau menghilang, kemudian ketika balik lagi ditempat isteri beliau tanya; telah pergi kemana ? Beliau jawab, sambail tawakkal kepada Allah swt saya melakukan salat nafal dan merasa yakin bahwa barang-barang itu mesti diserahkan kembali kepada saya. Sementara itu, staff kastam-pun sudah berganti dengan yang petugas lain dan mereka yang bertugas meminta ma’af kepada beliau sambil menyerahkan semua barang-barang beliau. Adik isteri beliau Dr Nusrat Jahan (almarhum adalah menantu Tn Mln Abdul Malik Khan Sahib) katanya ketika beliau berumur 36 tahun, Shikh Yaqub Ali Irfani Sahib telah memberitahu beliau sebuah mimpi bahwa Hafiz Allah Din Sahib sedang duduk diatas kursi Hazrat Khalifatul Masih I r.a. Beliau menanggapi hal itu sangat tidak wajar. Tidak lama setelah Hazrat Mirza Wasim Ahmad Sahib wafat, Huzur atba telah mengangkat beliau menjadi Sadr Sadr Anjuman Ahmadiyya Qadian. Beliau membaca didalam Tarikh Ahmadiyya, Sadr pertama Sadr Anjuman Ahmadiyya Qadian adalah Hazrat Khalifatul Masih I r.a. Beliau mempunyai hubungan dan kecintaan sangat dalam dengan Kitab Suci Alqur’an, beliau berusaha belajar sendiri menjadi Hafiz (hafal Qur’an). Beliau duduk dilantai dasar rumah beliau untuk belajar menghafal Alqur’an. Melihat semangat beliau belajar Alqur’an, kedua orang tua beliau mengangkat seorang guru untuk membantu beliau menghafal Alqur’an. Beliau sangat ta’at sekali terhadap Khilafat, memiliki jiwa dedikasi yang sangat setia sekali dan beliau mempunyai hubungan sangat erat sekali dengan para Darweish Qadian. Beliau sangat dawam menunaikan salat tahajjud dan diwaktu Jalsah Salanah beliau sering memimpin salat tahajjud bersama. Pada suatu ketika dalam peristiwa sebuah pernikahan, demi menghargai kedudukan duniawi beliau yang luhur, beliau diminta untuk membacakan khutbah nikah. Namun beliau tidak menerima penghargaan yang baik itu dan berkata : Dalam kehadiran seorang Muballigh saya tidak layak membaca khutbah Nikah. Setelah pernyataan janji Khilafat Centenary 2008, semangat beliau untuk bertabligh tiba-tiba sangat berobah sekali dan beliau selalu giat dan aktif terlibat didalam usaha tabligh. Beliau mempunyai e-mail account khas untuk kegiatan tabligh itu. Beliau terus giat pula dalam melakukan research gerhana bulan dan gerhana matahari. Setiap waktu selesai menjalankan tugas di Anjuman, beliau selalu pergi kepada Tn Muballigh untuk mengerjakan research itu bersama-sama melalui sebuah computer. Beliau sangat tertarik sekali untuk mengadakan penelitian tentang bintang-bintang dan juga bulan. Beliau salah seorang dari Ulil Albab sesuai firman Tuhan didalam surah Ali Imran ayat 191.
Selanjutnya Huzur atba mengisahkan riwayat kakek beliau yang pertama masuk Ahmadiyah didalam keluarga setelah membaca buku Philosophy ajaran Agama Islam. Hafiz Saleh Allah Din Sahib mempunyai sifat sangat merendahkan diri. Putera beliau menceritakan keadaan beliau ketika berada Stasiun Kreta Api Dheli, India sambil memakai baju berwarna merah. Di India para pegawai porter Kreta Api mengenakan baju uniform (seragam) berwarna merah. Sebuah keluarga telah keliru memanggil beliau sebagai porter untuk membawa barang-barang bawaan mereka. Beliau-pun tidak menolak. Setelah sampai ditempat dan keluarga itu hendak memberi wang upah, beliau menolak sambil berkata : ”Saya bukan seorang porter, saya tolong anda karena anda minta tolong kepada saya.” Keluarga itu terperanjat sambil merasa malu sekali. Semoga Allah swt memberi putera puteri beliau iman dan taqwa dan semoga Dia menjadi Penolong dan Pelindung mereka semua. Amin !
Huzur atba mengumumkan untuk mengadakan salat jenazah ghaib bagi beliau dan bagi seorang lagi bernama Col.Muhammad Saeed Sahib yang telah wafat dalam pesawat ditengah perjalanan dari Canada ke Pakistan. Inna lillahi wa inna ilaihi rajioon. (Terjemah : Hasan Basri)