Selasa, 26 April 2011

Khutbah Jum'ah : Korupsi di kalangan para pemimpin Muslim

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
نَحْمَدُهُ وَنُصَلِّى عَلَى رَسُوْلِهِ الْكَرِيْمِ  وَعَلَى عَبْدِهِ اْلمَسِيْحِ اْلمَوْعُوْدِ

KHUTBAH JUM’AH
HAZRAT AMIRUL MU’MININ KHALIFATUL MASIH V atba.
Tanggal 15 April 2011  dari Baitul Futuh London UK
TENTANG : KORUPSI  DIKALANGAN PARA PEMIMPIN MUSLIM




Dua minggu sebelum ini saya telah menyampaikan khutbah jum’ah tentang prilaku yang salah dari para Penguasa Muslim, dan hak-hak rakyat tidak dipenuhi dengan sewajarnya oleh mereka serta reaksi dari rakyat awam dan prilaku mereka, untuk mengatasi hal itu semua saya telah menjelaskan berdasarkan ajaran Alqur’an, Hadis Rasulullah saw dan sabda-sabda Hazrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. Dalam situasi demikian bagaimana seorang muslim hakiki harus menunjukkan sikap terhadap para Pemimpin mereka. Oleh karena pada waktu sekarang ini dibeberapa negara Arab sedang terjadi kerusuhan anti Kepala-kepala Negara, rakyat sedang berusaha untuk mendapatkan hak-hak mereka atau sedang berusaha untuk menjatuhkan Kepala-kepala negara mereka atau melepaskan dari kedudukan mereka. Oleh sebab itu pokok pembicaraan ini sangat banyak menarik perhatian orang-orang Ahmady yang tinggal dinegara-negara Arab. Demi memenuhi besarnya perhatian mereka itu para petugas Live program Arabic Chanel MTA3 dari hari Kamis sampai hari Minggu pertama setiap bulan membahas pokok pembicaraan ini yang secara langsung tidak menyinggung politik suatu negara Arab, namun demikian menyoroti suasana orang-orang Muslim pada waktu sekarang ini. Ketua pelaksana program ini Sharif Odeh sahib telah memberi tahu beberapa susunan programanya kepada saya. Dan setelah itu beliau menunjukkan Kitab Alhuda, sebuah Kitab Hazrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. yang telah beliau beri tanda disetiap halaman, pokok pembicaraan itu semua sangat mengena sekali terhadap keadaan prilaku para Pemimpin Negara-negara Arab itu, dimana sekarang sedang berkecamuk kerusuhan anti pemerintah. Bahkan pokok pembicaraan ini bukan hanya berkaitan dengan para Pemimpin Negara saja, melainkan rakyat biasa dan, berkaitan dengan para Ulama juga telah disinggung oleh Hazrat Masih  Mau’ud a.s. didalam Kitab itu. Mungkin didalam program ini beliau telah membuat ringkasannya juga, bagaimanapun saya ingin berbiacara mengenai pokok pembicaraan ini. Hanya beberapa Negara yang rakyat mereka berontak menentang para Pemimpin Negara mereka bukanlah gambaran yang dikemukakan oleh Hazrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. didalam buku itu melainkan gambaran yang beliau kemukakan itu adalah mengenai situasi Raja-raja atau para Pemimpin Bangsa, Rakyat awam ataupun situasi para Ulama lebih seratus tahun sebelum ini. Pada zaman sekarang juga semua Negara Muslim memberi kesaksian terhadap kebenaran sabda beliau itu. Seperti itulah keadaan yang sekarang sedang terjadi. Jika kita layangkan pandangan kita terhadap keadaan zaman sekarang ini maka akan nampak bukan seperti keadaan negara-negara Islam dizaman Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. Melainkan keadaan negara-negara Islam yang baru muncul setelah Hazrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. Keadaan Para Pemimpin, rakyat awam dan orang-orang yang menamakan diri mereka Ulama juga sama seperti itu, seperti yang telah dijelaskan oleh Hazrat Masih Mau’ud a.s. didalam kitab beliau itu. Dan semua keadaan yang menakutkan dan keadaan yang memalukan yang telah dijelaskan oleh Hazrat Masih Mau’ud a.s. didalam kitab beliau itu, beliau telah menjelaskan cara untuk mengatasinya juga. Bahwa Al Masih Zaman ini yang ditunggu akan datang sesungguhnya beliau sudah datang. Dan beribu macam tanda-tanda serta dukungan dari langit sedang memberi kesaksian bagi kedatangannya. Dan dalam mempercayainya dan dalam menyempurnakan khabar ghaib Hazrat Rasulullah saw menjadi sarana bagi kelanggengan hidup ummat Islam zaman sekarang. Kecuali itu tidak ada cara lain lagi. Akan tetapi manusia bukan menyambut seruan beliau akan tetapi justeru telah bangkit untuk melawan beliau a.s. Namun setelah penda’waan beliau sebagai Imam Zaman dampaknya telah timbul dihadapan kita keadaan yang sangat baik bahwa para penentang Ahmadiyyah juga dengan menda’wakan berkhidmat kepada Agama mereka mulai menablighkan ajaran Islam. Apa hakikat sebnarnya usaha mereka itu dan sampai batas mana mereka mencintai Islam, hanya Allah swt Yang maha mengetahui, tidak akan saya jelaskan hal itu secara rinci.                 
                                   
Telah banyak pergerakan yang berusaha untuk menyebarkan tabligh Islam. Akan tetapi, oleh karena mereka tidak menerima bimbingan langsung dari Allah swt, maka akibatnya banyak sekali bid’ah-bid’ah atau pemikiran khas pribadi masing-masing yang dinisbahkan kepada kelompok mereka masing-masing, dan mereka lebih mengutamakan untuk menablighkan pandangan mereka sendiri dan melupakan asas ajaran Islam yang hakiki. Karena Allah swt bermaksud hanya mengangkat seorang Hakim dan seorang Pengadil yang akan meluruskan perkara diantara yang salah dan benar dan diantara yang hakiki dan ghair hakiki. Maka tanpa bimbingan Hakim dan Pengadil itu akan timbul pemikiran dan pandangan yang keliru ditengah masyarakat. Akan tetapi dikalangan kelompok Muslim tertentu masih mempunyai kecintaan dan semangat tinggi dalam agama. Dan semangat mereka itu sebetulnya untuk mencegah timbulnya keprihatinan dikalangan ummat. Dan dizaman ini semua itu timbul melalui taqdir Allah swt, supaya mereka mencari orang yang diutus oleh Allah swt. Diantara mereka banyak yang mendapat karunia Allah swt sehingga berhasil menemukan Utusan Allah swt yang mereka cari itu dan banyak juga yang gagal disebabkan terpengaruh oleh pemikiran yang keliru maka diwaktu sedang mencari hidayah itu mereka berpaling kearah keduniawian. Akan tetapi mereka yang jatuh ketangan kelompok orang yang keliru itu masih dalam keadaan mencari solusi untuk mengatasi kegelisahan dan kebimbangan mereka namun tidak juga berhasil.    

                                                 
Dari peristiwa orang-orang yang datang kesini untuk menyatakan bai’at, dapat diketahui bagaimana gelisahnya ruh-ruh suci mereka itu untuk mendapatkan kebenaran. Kemudian bagaimana Allah swt telah memberi bimbingan dan hidayah kepada mereka. Beberapa orang mengira bimbingan itu datang secara insidentil, sesungguhnya hal itu semata-mata sesuai dengan apa yang telah Tuhan firmankan bahwa Dia memberi bimbingan atau hidayah kepada siapa yang Dia kehendaki. Banyak sekali kejadian-kejadian yang menarik dintaranya akan saya uraikan. Sebagaimana pada Jum’ah yang lalu saya telah menceritakan peristiwa-peristiwa menarik yang dialami oleh para Sahabah Hazrat Masih Mau’ud a.s. supaya dunia mengetahui bahwa sebagaimana Tuhan memberi bimbingan dan hidayah kepada orang-orang dizaman dahulu, sekarang juga Tuhan sedang memberi bimbingan dan hidayah terhadap hamba-hamba-Nya. Apabila kekuatan Muslim dunia melihat setiap hari kemajuan-kemajuan tabligh orang-orang  Ahmady dan ajaran Islam yang sangat indah oleh Ahmadiyya disebar-luaskan diseluruh dunia. Dan setiap hari menyaksikan banyak orang-orang yang bertabi’at suci bersih menggabungkan diri dengan Jema’at Ahmadiyyah yakni Islam hakiki, maka beberapa Negara Muslim juga mengirim para maulvi dengan dibekali sejumlah wang kebeberapa Negara didunia dan terus berusaha untuk menyebarkannya. Dinegara-negara Africa mereka mendirikan madrasah dan sedang terus-menerus mendirikan. Sektor pendidikan juga dibangun dengan nama Islamic University. Kekayaan pemerintah dipergunakan untuk itu dalam batas tertentu. Oleh sebab itu negera-negera yang miskin, yang sudah maju dan negara-negara yang belum maju juga memberi kemudahan-kemudahan kepada mereka agar Negara-negara itu mendapat bantuan financial dengan harapan standar kehidupan mereka akan lebih baik. Akan tetapi orang-orang yang menamakan diri mereka Ulama yang mengelola proyek pendidikan itu sangat kurang menaruh perhatian  terhadap ta’lim  dan tarbiyyat masyarakat Muslim sebaliknya sebagian besar usaha mereka dikerahkan untuk membuat berbagai macam rencana untuk menghadang dan merintangi kegiatan-kegiatan Jema’at Ahmadiyah. Akan tetapi mereka tidak pernah berhasil dan selalu gagal dan seterusnya akan selalu gagal. Akan tetapi untuk menutupi image kegagalan ini mereka mengatakan bahwa dengan adanya bantuan mereka itu keadaan ekonomi dinegara-negara miskin tertentu telah semakin maju. Apabila ajaran hakiki Islam telah terbuka jelas melalui Missi Hazrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. maka orang-orang yang mempunyai kecintaan terhadap agama menganggap penting terhadap amanat itu, dan untuk itu mereka siap untuk memberikan setiap jenis pengurbanan. Nur atau cahaya yang datang dari Allah swt, tidak akan ada manusia yang dapat menandinginya. Manusia tidak akan dapat melawannya. Tidak akan ada usaha manusia yang  berhasil melawannya, bagaimanapun Negara-negara yang memiliki kekayaan sangat besar berkhidmat mengatasnamakan  agama Islam berusaha agar orang-orang Ahmadiyah meninggalkan keyakinan mereka. Namun setiap orang yang berakal tidak akan melepaskan kebenaran sebagai ganti kedustaan. Sekalipun usaha-usaha dunia Islam mengatasnamakan Tuhan, jika bertentangan dengan kehendak Allah swt maka tidak mungkin usaha-usaha mereka itu diberkati-Nya. Barkat dari Tuhan akan dilimpahkan dan pekerjaan baik akan zahir apabila hal itu disertai dukungan Allah swt. Para muballigh kita, para Muallimin dan orang-orang Ahmady yang tinggal dikawasan itu dimana mereka setiap sa’at menyaksikan turunnya pertolongan dan dukungan Allah swt menambah keimanan mereka. Pemandangan-pemandangan itu pada setiap pertukaran hari semakin terus meningkatkan kekuatan iman dan keyakinan mereka. Allah swt telah menzahirkan sebuah tanda yang sangat agung dalam dukungan terhadap kebenaran Hazrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. yang setiap hari dapat disaksikan kesempurnaannya. Dalam menjelaskan khabar ghaib didalam Kitab Baharahin Ahmadiyah beliau a.s. bersabda : ” Didalam Kitab Barahin Ahmadiyah Allah swt mengajarkan sebuah do’a sebagai berikut: Rabbi laa tazarni fardan wa anta khairul waarisin yakni : Hay Tuhanku janganlah Engkau tinggalkan aku seorang diri dan buatlah sebuah Jema’at bagiku. Ditempat lain Allah swt berjanji; yatiika min kulli fajjin amiiq yakni Allah swt akan menyediakan harta benda dan barang-barang secara berlimpah yang diperlukan para tetamu yang datang dari setiap penjuru. Dan mereka akan datang kepada engkau dari setiap arah jalan. Sekarang renungkanlah ! Dizaman ketika khabar ghaib ini mulai diumumkan, atau diberitahukan kepada manusia, diwaktu itu adakah orang yang merasa ragu ? Aku berkata dengan bersumpah, bahwa pada waktu itu belum ada orang yang mengenal siapa aku. Kadang-kadang dalam setahun penuh sepucuk surat atau seorang tamupun tidak pernah datang kerumahku.”                                                                            
Jumlah anggauta Jema’at beliau yang semakin bertambah, gencarnya datang orang-orang mukhlis dan bai’at masuk kedalam Jema’at beliau adalah sebuah tanda yang setiap hari selalu sempurna. Sekarang juga pemandangan ini sedang kita saksikan, sekalipun perlawanan dan serangan-serangan timbul diberbagai tempat didunia, sekalipun banyaknya timbul usaha untuk murtad kembali disebabkan keserakahan terhadap harta dunia yang telah membuat mereka jauh dari agama, dengan karunia Allah swt setiap hari tanpa kecuali diterima surat-surat bai’at, kadang-kadang berlusin-lusin, kadang kala beratus-ratus bahkan beribu-ribu lembar jumlah borang (formulir) bai’at diterima. Dan banyak diterima peristiwa-peristiwa yang sangat mengharukan dan menggugah iman disa’at terjadi bai’at, sehingga suasana kalbu yang sangat mengharukan itu, kecuali hanya Allah swt sendiri yang telah menciptakan-nya, tidak ada kekuatan lain yang dapat menciptakannya demikian. Ketika orang-orang seperti itu bertemu dengan saya ketika saya berada dinegara-negra Europah atau di America, saya bertanya kepada mereka bagaimana anda telah bai’at masuk Ahmadiyah? Mereka memberitahu, katanya dengan perantaraan teman ghair Ahmady timbul perhatian kami terhadap Islam. Atau karena mempunyai hubungan dengan teman Muslim ghair Ahmady mulai mempunyai hubungan dengan Islam. Akan tetapi setelah masuk Islam-pun keadaan yang tidak meyakinkan dan tidak menenteramkan hati serta perasaan gelisah tetap tertanam didalam hati mereka. Kemudian dengan karunia Allah swt dan tanpa diduga terjadilah perkenalan dengan Ahmadiyah. Setelah dipelajari dan difahami dengan baik tidak ada jalan lain kecuali kami harus menerima dan masuk Ahmadiyah supaya ketenteraman kalbu dapat diperoleh. Begitu juga dari antara orang-orang Islam yang masuk Ahmadiyah yang memiliki fitrat baik dan bersih ribuan bahkan ratusan ribu orang mencari kebenaran. Setelah kebenaran terbuka kepada mereka kemudian mereka-pun menerima dan masuk Ahmadiyah. Orang-orang Muslim khasnya setelah masuk Jema’at, setelah memahami Ahmadiyah adalah Islam yang sejati, mereka menghadapi banyak kesulitan disebabkan perlawanan dari fihak keluarga mereka sendiri atau dari teman dan tetangga mereka. Kadangkala mereka harus menghadapi keadaan yang sangat berbahaya sekali. Akan tetapi dengan karunia Allah swt mereka tetap menunjukkan kekuatan iman dengan sabar dan tabah. Dan untuk memperoleh ketetapan iman itu mereka sering menulis surat permohonan do’a. Mereka membuktikan kekuatan iman sedemikian rupa sebab setelah mengenal kebenaran mereka takut berdosa jika menjauh kembali dari kebenaran itu. Setelah menyaksikan perangai  para ulama mereka, nampak perilaku-prilaku ulama-ulama itu dihadapan mereka, apapun yang mereka tablighkan atau ajarkan kepada orang lain mereka sendiri tidak mengamalkannya. Keadaan ilmu pengetahuan mereka begitu lemah sehingga tidak mampu menjawab tuduhan-tuduhan atau kritikan-kritikan yang dilontarkan oleh para penganut agama-agama lain. Bahkan jangankan membela atau mempertahankan kebenaran, apabila timbul suatu tuduhan dari fihak luar Islam-pun, kadang-kala mereka menunjukkan kemunafiqan atau mereka berkata : Tidak perlu berbahas dengan  orang-orang itu, semua itu perkara diluar Islam!!                                                        
Terutama orang-orang yang tinggal dinegara-negara Arab, yang telah mempunyai hubungan erat dengan MTA, apakah mereka telah menerima Ahmadiyah atau belum, lebih mengetahui karakter para Ulama disana. Jawaban-jawaban terhadap tuduhan-tuduhan orang-orang Kristian yang diberikan oleh para Ulama Jema’at Ahmadiyah begitu akurat dan tidak dapat dibantah, tidak dapat diperoleh bandingannya dari para ulama Islam golongan lain. Ulama-ulama seperti itu jangankan menjawab, dekatpun dengan ulama-ulama Kristian itu tidak mau. Mula-mula banyak sekali yang menulis surat kepada kami mengatakan : ”Disebabkan mendengar banyak tuduhan-tuduhan dari fihak mereka (ulama-ulama Kristian) kami merasa cemas dan gelisah, kemudian kami memanjatkan do’a semoga Allah swt menjauhkan kecemasan dan kegelisahan kami dan semoga Allah swt memperlihatkan keindahan dan keunggulan Islam kepada dunia. Setelah Allah swt mengabulkan do’a itu Allah swt tiba-tiba memperlihatkan MTA kepada kami. Dan bagaimana Ulama-ulama Ahmadiyah menjawab tuduhan-tuduhan orang-orang Kristian terhadap Islam dengan dalil-dalil yang sangat tangguh, sehingga mulut mereka bungkam. Kami merasa syukur dan bangga sehingga nafas kami-pun mulai tenang. “                                                          

Saya akan membacakan ringkasan-ringkasan dari Kitab Al Huda yang di dalamnya Hazrat Masih Mau’ud a.s. telah mengingatkan Raja-raja Muslim dan berbagai tingkatan manusia didalam masyarakat, beliau a.s. bersabda; Telah terjadi kerusakan dikalangan Ummat Muslimah. Orang-orang baik sudah sangat jarang didapat. Kebaikan sungguh telah hilang sirna. Akhlaq ala Islam sudah tidak nampak lagi dan rasa simpati seperti yang dimiliki para leluhur-pun sudah tidak ada lagi. Terhadap teman sejati dan terhadap saudara kandung sendiri-pun tidak mempunyai kecintaan yang hakiki. Perlakuan simpati dianggap sebuah perbuatan yang hina. Tidak ada perlakuan kasih sayang terhadap sesama manusia, sekalipun terhadap kawan yang sangat dikenal. Memberi sesuatu benda kepada teman sejati juga berlaku kikir. Bahkan jika kalian melayangkan pandangan terhadap mereka atau kalian layangkan pandangan terhadap muka mereka maka kalian akan menjumpai setiap golongan dari kaum ini orang-orang fasiq dan penipu dan pelaku perbuatan yang memalukan.              

Mengenai keadaan para Raja atau para Pemimpin Muslim, Hazrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. menjelaskan : ” Kebanyakan raja-raja dan para pemimpin bangsa dizaman itu yang dianggap sebagai tokoh-tokoh agama dan pelindung syari’at agama, mereka semua dengan segala kekuatan dan semangat perhatian mereka tercurah kedalam keindahan duniawi. Tidak ada yang mereka kerjakan selain dari pada minum-minum arak dan music serta menuruti keinginan-keinginan hawa nafsu semata. Demi menikmati kelezatan-kelezatan sementara mereka membelanjakan harta kekayaan dengan boros, dan minum berbagai macam arak sambil duduk diatas permadani indah dibawah pepohonan rindang dan berbuah ditepi sungai air mengalir, tidak ingat kepada keadaan musibah-musibah yang sedang menimpa rakyat dan masyarakat. Mereka tidak tahu-menahu perkara liku-liku politik dan tidak mengetahui bagaimana cara memperbaiki kehidupan masyarakat dan juga tidak tahu perkara hukum dan akal serta qias. Demikian juga mereka biasa pergi mendekati perkara-perkara yang diharamkan Allah swt bukan berusaha menghindarinya. Mereka tidak melaksanakan kewajiban negara dan tidak berusaha menjadi orang bertaqwa. Itulah sebabnya mereka selalu mengahdapi kegagalan dan kekalahan. Dan setiap hari menghadapi  kemunduran dan dirundung segala macam kekurangan. Sebabnya karena mereka telah membuat marah Maha Pencipta. Kewajiban berkhidmat yang dilimpahkan kepada mereka tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya. Mereka sudah menunjukkan kelemahan diri mereka, bagaimana mereka akan dapat meraih bagian dari taqwa? Oleh karena itu setiap pihak yang bangkit untuk menentang mereka, tidak mampu melawannya justeru mereka menelan kekalahan dari padanya. Sekalipun memiliki jumlah lasykar yang sangat banyak dan memiliki kekayaan yang melimpah serta kebesaran, namun tidak mampu melawannya akhirnya melarikan diri. Itu semua adalah kesan-kesan dari pada laknat yang turun dari langit kepada mereka. Sebabnya, mereka telah mendahulukan kepentingan hawa nafsu mereka dari pada kepentingan Allah swt dan lebih dulu berusaha memenuhi kesenangan dunia dari pada kepentingan Allah swt. Dan mereka sangat tamak terhadap kesenangan permainan dan tontonan duniawi dan bersamaan dengan itu mereka terkungkung oleh kesombongan dan kebanggaan serta oleh aib kotor dari sifat pamer dan menonjolkan diri. Mereka malas dalam kewajiban agama dan sambil menelan kekalahan mereka gesit dan licik dalam mengayomi kehendak-kehendak nafsu kotor mereka. Mereka sibuk terbenam didalam memenuhi keinginan-keinginan kotor mereka, sedangkan rakyat dan agama mereka lupakan. Tidak ada perhatian terhadap rakyat maupun terhadap agama. Tidak memperhatikan rakyat dengan sungguh-sungguh. Mereka menggunakan baitul mal dengan bebas layaknya sebagai warisan dari orang tua atau kakek nenek mereka dan tidak dibelanjakan bagi kepentingan rakyat, seakan-akan dijadikan pantangan untuk itu. Dan tidak sadar bahwa mereka akan kembali kepada Tuhan. Jika kalian mengetahui prilaku mereka pasti akan berdiri bulu roma kalian dan badan kalian akan gemetar. Dan kalian akan merasa sangat hairan. Renungkanlah ! Apakah prilaku orang-orang ini memperkuat agama dan mereka menjadi penolong-penolong agama? Apakah mereka ini menunjukkan jalan lurus kepada orang-orang sesat? Dan apakah mereka ini mengobati orang-orang buta? Demikianlah perangai dan prilaku Raja-raja Islam.”           

Sebagaimana telah saya katakan bahwa dinegara-negara Africa untuk menggagalkan Missi Hazrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. mereka berusaha sendiri untuk menghadang Missi Ahmadiyah, sekalipun mereka sedikitpun tidak membelanjakan harta pribadi mereka. Mereka sangat kikir seperseribu bagianpun dari harta pribadi mereka tidak bersedia membelanjkannya. Untuk merintangi gerak Missi Hazrat Masih Mau’ud a.s. mereka telah mengirim muballigh-muballigh kesana, sebelumnya tidak terfikir oleh mereka. Namun sekarang dalam hal ini mereka sangat gesit bertindak.         
Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda : ” Dari perangai atau kelakuan mereka apa yang dapat diukur dengan syari’at, keadaan mereka seperti orang ingin keluar dari penjara kemudian bebas melakukan perbuatan apapun sekehendak hati mereka. Dan bagaimana mereka akan memperoleh ketangguhan dan kemuliaan seperti khulafa sadiqin dan bagaimana mereka akan mempunyai kalbu-kalbu soleh dan taqwa yang wataknya benar dan adil ? Bahkan sekarang takhta Khilafat itu hampa dari sifat-sifat demikian. Oleh sebab itu khilafat yang mereka idam-idamkan tidak akan dapat berdiri.”      Mereka bilang: ” Lembaga Khilafat kami akan berdiri, sekarang sedang giat diushakan untuk berdirinya khilafat itu.” Kadang-kadang mereka mengajukan nama seorang ’alim dari para ulama atau mengajukan nama lain lagi sebagai calon khalifah mereka. `                                                                   

Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda : ” Mereka tidak memperhatikan bahwa semangat iman sudah berhenti dan lentera penerangannya sudah padam dan pendustaan terhadap Rasul-Nya sedang ramai dilakukan, kebenarannya sedang ramai mereka dustakan. Bahkan banyak barang-barang yang telah Tuhan haramkan mereka asyik melakukannya. Dan dengan sangat berani sekali mereka pergi kelokasi-lokasi terlarang sambil membawa sejumlah kehendak nafsu berahi mereka.” Yakni mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang memalukan yang telah dilarang atau diharamkan oleh Allah swt secara bebas.                                                                       

Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda: ” Pagi dan petang menjalani kehidupan gembira-ria dalam berbagai macam kelezatan. Jadi orang-orang seperti itu bagaimana akan mendapat pertolongan dan sokongan dari Allah swt, jika amal dan perbuatan mereka penuh dengan ma’siyyat. Bahkan wujud Raja ghafil yang suka hidup mewah adalah pemicu kemarahan Tuhan yang sangat keras terhadap orang-orang Muslim, mereka laksana ulat-ulat kotor masuk kedalam tanah. Dan mereka tidak mengeluarkan tenaga penuh bagi kepentingan hamba-hamba Tuhan dan telah menjadi seperti seekor unta yang pincang tidak seperti seekor kuda yang gesit dan cepat berlari. Itulah sebabnya pertolongan dari langit tidak menyertai mereka dan tidak pula mereka menjadi wujud-wujud yang menakutkan lagi dipandangan orang-orang kaffir, sebagaimana keistimewaan yang dimiliki oleh Raja-raja yang bertaqwa. Bahkan mereka itu lari ketakutan dari orang-orang kaffir seperti seekor himar lari pontang-panting ketakutan dari seekor singa. Dan didalam peperangan untuk melawan dua ribu orang tentera mereka cukup dikalahkan hanya oleh dua orang kaffir saja. Dan orang-orang khianat dan sesat seperti itu bagaimana mungkin akan mendapat pertolongan dari Allah swt. Itulah sebabnya Allah swt tidak pernah merobah sunnah-Nya yang kekal. Diantara sunnah-sunnah-Nya adalah Dia menolong orang-orang kaffir sedangkan Dia sama-sekali tidak pernah menolong orangt-orang fajir (berdosa). Itulah sebabnya Raja-raja Nasrani sedang mendapat pertolongan dari Tuhan dan sedang menguasai check point perbatasan dan pemerintahan mereka. Dan setiap negara bagian sedang ditekan terus-menerus.” Sekarang juga tengoklah. Jika secara terbuka mereka tidak menekan Raja-raja dan pemerintahan Muslim, namun secara prakteknya Raja-raja Muslim dan pemerintahan mereka berada dibawah tali kendali mereka.           

Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda: ” Allah swt tidak menolong mereka (Raja-raja Muslim) sebabnya bukan karena Dia sangat kasih sayang terhadap mereka (Raja-raja Kristian itu) melainkan kemurkaan Allah swt terhadap mereka (Raja-raja Islam itu) sudah berkobar-kobar. Alangkah sayangnya, mengapa orang-orang Muslim tidak faham?” Itulah curahan hati Hazrat Masih Mau’ud a.s. tentang keadaan ummat Muslimah. Orang-orang yang mencintai kebenaran diantaranya seorang columnist ahli sains Dr Abdul Qadir dari Pakistan telah menulis didalam ”surat khabar Jang” beberapa hari yang lalu. Berpegang kepada beberapa ayat Qur’an ia telah menjelaskan bahwa Allah swt telah menurunkan banyak azab kepada kita disebabkan perkataan dan perbuatan tertentu kita yang tidak disukai oleh Allah swt.               

 Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda: ” Jika mereka benar-benar orang-orang muttaqi, tidak mungkin musuh-musuh mereka dapat mengalahkan dan menguasai mereka. Bahkan ketika mereka sudah meninggalkan do’a dan ibadah kepada Tuhan, maka Tuhan-pun tidak menghiraukan mereka lagi sedikitpun. Disebabkan melanggar perjanjian dengan Tuhan dan tidak menghormati batas-batas ajaran Alqur’an akibatnya turun bala bencana yang sangat dahsyat dan mengerikan menimpa mereka dan banyak sekali kota-kota terlepas dari tangan mereka. Itu semua merupakan hukuman datang dari Allah swt. Bukan musuh yang telah menistakan mereka melainkan Allah swt telah menistakan mereka, sebabnya mereka telah melakukan pelanggaran-pelanggaran dihadapan Tuhan, maka Dia telah memperlihatkan-Nya kepada mereka apa yang telah diperlihatkan dan mereka ditinggalkan dalam lembah musibah dan tidak ditolong-Nya dan menteri-menteri mereka menjadi koruptor dan pengkhianat.” Hazrat Masih Mau’ud lebih jauh menjelaskan bahwa menteri-mentrinya tidak menunaikan kewajiban sebagaimana mestinya, bahkan Penguasa mereka lebih korup dari pada mereka dan membawa mereka kearah perbuatan yang lebih korup lagi.                                                                           
Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda: ” Surat-surat khabar di Eropah menulis tentang mereka katanya, mereka itu malas dan tidak mempunyai kelayakan apa-apa. Kelebihan mereka sebagai lelaki tidak nampak lagi. Kewajiban Salat tidak dipatuhi secara dawam, bermacam keinginan menghalangi mereka seperti tumpukan karang menghalangi jalan mereka. Jika menunaikan salat juga, mereka tunaikan seperti perempuan menunaikannya didalam rumah, tidak seperti orang-orang muttaqi menunaikan-nya berjama’ah didalam mesjid-mesjid. Dan tidak dapat mendengar suatu nasihat. Kehormatan palsu, takabbur, dan kesombongan selalu mendorong keinginannya. Apabila marah dan tersinggung muka menjadi merah kelam. Dan orang yang terhormat dipandangan mereka adalah orang yang pandai merekayasa keadaan mereka lalu diceritakan dihadapan orang lain sambil memuji-muji amal perbuatan mereka. Dan apabila Tuhan melihat kefasiqan dan dosa mereka, kezaliman dan dusta dan kesombongan mereka serta keadaan mereka yang tidak besyukur, maka Tuhan memerintahkan kepada manusia untuk melompat keatas dinding rumah mereka, menaiki tempat-tempat tinggi dikediaman mereka agar dapat menguasi semua harta milik bapak moyang mereka dan menekan setiap negara bagian dibawah kekuasaan mereka. Dan semua itu pasti akan terjadi dan tentang ini kalian telah membacanya didalam Kitab Suci Alqur’an, namun kalian tidak merenungkannya.” Sebagaimana telah saya katakan bahwa sarana kehidupan yang baik milik orang-orang Muslim telah dikuasai sepenuhnya oleh orang-orang non Muslim.                                                              
Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda: ” Maka, semenjak mereka merubah ketaqwaan hati mereka Allah swt merubah urusan-urusan dunia mereka. Dan sebab lainnya juga karena mereka sangat berani melakukan dosa. Dan Tuhan tidak merubah nasib suatu kaum jika mereka tidak merubah keadaan diri mereka sendiri dan tidak akan pula mereka dikasihani, melainkan Allah swt akan menurunkan laknat keatas rumah tinggal mereka. Dan kota-kota dimana manusia banyak melakukan perbuatan-perbuatan buruk dan dosa, Malaikat akan turun keatas rumah-rumah dimana orang-orang berbuat keburukan dan dosa-dosa itu dan akan berkata : Hai rumah !! Semoga Allah menjadikan engkau sunyi sepi. Dan Hai dinding ! Semoga Allah merobohkan engkau !  Beliau a.s. bersabda, janganlah menyumpahi Raja-raja Nasrani. Apa yang telah dilakukan tangan mereka terhadap kalian janganlah hal itu diingat, lupakanlah itu semua. Hai orang-orang berdosa! Sesalilah diri kalian sendiri ! Apakah kalian mendengar perkataan-ku? Tidak, memang muka kalian muram sambil melemparkan caci-maki pada kami. Kuping yang mampu mendengar dan hati yang mudah faham-pun kalian tidak punya. Bagaimana kalian mempunyai waktu senggang yang setiap sa’at akal kalian sibuk memikirkan makan-minum, dan bagaimana kalian berpisah dengan arak kemudian mengingat Tuhan. Dalam diri kalian tidak ada kekuatan berfikir seperti pemuda. Apakah kalian menyumpahi musuh-musuh kalian ? Apa yang telah menimpa kalian semuanya semata-mata disebabkan oleh perbuatan buruk dan dosa-dosa kalian.”                    

Dalam menasihati rakyat awam Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda : ” Dengarlah ! Jika kalian orang-orang baik maka Rajapun dijadikan saleh bagi kalian. Jika kalian orang-orang baik, Rajapun pasti baik. Sebabnya begitulah sunnah Allah swt bagi orang-orang muttaqi. Berhentilah kalian memberikan pujian-pujian muluk terhadap Raja-raja Muslim. Dan jika menaruh simpati terhadap mereka lebih baik kalian membaca istighfar banyak-banyak bagi mereka. Allah swt telah menjadikan mereka (Raja-raja) harta kekayaan bagi kalian dan kalian sebagai perangkat (alat) bagi mereka. Jika kalian orang-orang mukhlis maka jadilah kalian saling tolong-menolong dalam perbuatan taqwa dan kebaikan. Dan beritahulah mereka  tentang kelakuan-kelakuan buruk mereka dan peringatkanlah tentang perbuatan-perbuatan sia-sia mereka, jika kalian bukan orang munafiq. Demi Allah, mereka tidak memenuhi hak-hak rakyat sendiri. Demi Allah, hati mereka lebih keras dari pada batu-batu gunung. Dan mereka tidak pernah berdo’a dihadapan Tuhan sambil menangis. Dari amal-perbuatan mereka terbukti bahwa mereka telah membuat Tuhan marah kemudian mengambil jalan sesat. Dan mereka sendiri pembunuh dan makan racun kemudian melibatkan rakyat juga didalamnya. Maka bagi mereka tersedia dua bagian dari beban musibah. Maka, hai manusia !! Adakah diantara kalian orang yang dapat memberi tahu kepada mereka dampak dari adat kebiasaan buruk itu? Sebabnya, demi memenuhi keinginan-keinginan buruk mereka itu telah mencampakkan iman mereka. Dan mereka telah menjadi orang-orang cacat hukum dalam semua perkara. Bahkan menurut pendapat saya mereka itu betul-betul buta. Saya tidak mengatakan kepada kalian untuk melepaskan ta’at kepada mereka lalu berbantah dan berperang melawan mereka. Melainkan mintalah do’a kepada Tuhan bagi kebaikan mereka, agar mereka berhenti dari perbuatan buruk mereka. Dan kalian jangan mengharap mereka akan merubah dan memperbaiki diri dari perbuatan buruk yang telah dirusak melalui tangan Dajjal. Atau setelah ditimpa kehancuran dan kecemasan akan mampu memperbaiki keadaan lingkungan masyarakat. Dan kalian tahu bahwa bagi setiap sektor diperlukan tenaga para lelaki yang terpilih. Apakah mungkin orang sudah mati dapat menghidupkan orang lain, atau orang sesat dapat memberi petunjuk yang benar kepada orang lain? Apa yang dapat diharapkan dari mereka? Kami tidak mempunyai harapan sedikitpun bahwa mereka akan berubah menjadi baik, selama mereka tidak dibangunkan dari kematian mereka. Kita telah diperintah untuk memberi nasihat dan wejangan kepada mereka. Mereka tidak memiliki ketajaman akal dan pengetahuan dasar-dasar hukum Negara. Mereka ingin belajar siasat makar para jiran (tetangga) Keristen. Akan tetapi mereka tidak mampu menyelami tadbir akal bulus dan sisitem penyelamatan diri yang sangat sensitiv yang dirahasiakan mereka. Jadi, Raja-raja itu laksana seekor ayam yang bermimpi ingin terbang menyerupai seekor burung garuda. Mereka telah meninggalkan ajaran taqwa yang telah pernah mereka terima lalu bagaimana melawan Kristen, mereka tidak belajar sungguh-sungguh taktik dan siasat yang dijalankan oleh fihak lawan. Dan sehubungan dengan  Raja-raja Muslim Allah swt telah berjanji, selama mereka tidak menjadi orang-orang bertaqwa Allah swt sekali-kali tidak akan menolong mereka. Dan Tuhan telah menghendaki agar Kristen berhasil dalam perbuatan makar mereka, sedangkan orang-orang Mukmin telah membuat Tuhan marah kepada mereka. Dan sangat malang sekali pada waktu itu Raja-raja Muslim tidak tahu menegakkan batas hukum-hukum Tuhan. Bahkan yang dikejar mereka hanya kehidupan yang senang dan mewah serta berfoya-foya, tidak ada lagi yang lain. Tidak ada perhatian sama-sekail terhadap nasib Rakyat, baik dalam urusan sehari-hari mereka maupun dalam perkara sidang pengadilan mereka. Apakah kalian mengira takhta kekuasaan mereka itu tempat aman dan terpelihara? Apakah kalian mengira mereka itu mampu mempertahankan batas-batas hukum Islam dengan orang-orang kaffir? Apakah kalian mengira mereka (pemimpin Bangsa) itu tempat perlindungan bagi Islam? Subhaanallah !! Salah besar sekali perkiraan kalian!!  Sesungguhnya mereka itu orang-orang yang menghapuskan agama Rasulullah saw dengan melakukan berbagai macam bid’ah. Terserah kepada kalian jika kalian menganggap mereka orang-orang baik. Buktikanlah bahwa mereka itu bersih dari perbuatan-perbuatan buruk. Akan tetapi atas dasar bukti apa kalian menda’wakan demikian baik tentang mereka itu. Apakah kalian mempunyai anggapan bahwa mereka itu khadim-khadim dan pelindung Ka’bah? Bukan, justeru Ka’bah itu yang melindungi mereka. Sebabnya mereka mengaku sebagai para pencinta Rasulullah saw.” Memang mereka mengaku mencintai Rasulullah saw, sebab itu mereka menjaga Ka’bah, padahal justeru Ka’bah yang melindindungi dan menjaga mereka.                                        

Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda: ” Jika mereka tidak bertaubah dengan sesungguhnya maka hukuman sudah menunggu diatas kepala mereka. Adakah diantara kalian yang memberi peringatan tentang hari kehancuran mereka ? Kalian tidak melihat, Islam telah pecah belah karena tangan-tangan jahat manusia. Dan fitnah sedang menghujani Islam laksana hujan deras. Dan lasykar musuh-musuh sedang menyergapnya laksana pemburu siap untuk menyergap binatang buruannya. Sekarang tidak ada lagi perkara yang dapat menyenangkan hati dan menjauhkan kedukaan dan orang-orang Muslim laksana orang-orang yang kehausan ditengah hutan belantara dan sedang sekarat hampir mati. Banyak bangsa-bangsa yang mengejek dan mentertawakan orang-orang Islam. Banyak juga yang menangis melihat keadaan mereka. Tidakkah kalian melihat, hati sudah keras dan perbuatan dosa semakin meningkat dan dada-dada sudah sempit. Akal-akal manusia sudah tumpul dan gelap, kelalaian dan kemalasan serta pembangkangan semakin meningkat, kejahilan, kesesatan dan kekacauan sudah memuncak. Nama dan ciri-ciri taqwa sudah lenyap. Nur dalam hati karenanya iman menjadi kuat sudah pudar. Mata, mulut dan telinga sudah kotor. Pendirian sudah berobah dan akal sudah buntu dan kebodohan-kebodohan semakin nampak. Ibadah dan amal soleh sudah dipengaruhi niat pamer. Tanda-tanda keberuntungan sudah lenyap. Kecintaan dan kesepakatan sudah lenyap. Dan permusuhan dan kedengkian sudah muncul dimana-mana dan tidak ada suatu dosa dan kejahilan-pun yang tidak terdapat dikalangan orang-orang Muslim. Dan tidak ada suatu kesesatan yang tidak terdapat dikalangan kaum lelaki, kaum perempuan dan dikalangan anak-anak mereka. Khasnya pemimpin-pemimpin Bangsa mereka sudah meninggalkan jalan kebenaran.”        

Sebagaimana telah saya katakan bahwa dalam menentang Ahmadiyah mereka (para pemimpin Bangsa) itu telah dipengaruhi oleh para Ulama dan maju kegaris depan bersama Rakyat. Beberapa hari yang lalu diterima laporan dari seorang Muballigh bahwa seorang Kristen datang ke England dan masuk kedalam sebuah Canteen. Dia tahu bahwa seorang Muslim sedang minum alcohol. Katanya:  Saya sengaja bertanya kepadanya diwaktu berbua-bual dan juga saya beritahu kepadanya bahwa saya mempunyai beberapa orang teman Ahmady. Dia berkata : ” Mengapa kamu berkata tentang orang Ahmady ? Mereka itu bukan orang-orang Islam. ” Dan saya berkata kepadanya bahwa minum alkhol (arak) dilarang didalam Alqur’an dan orang-orang Ahmady tidak minum alkohol, namun demikian kamu katakan orang Ahmady bukan muslim. Orang-orang Ahmady mengerjakan salat lima waktu, namun kamu anggap mereka bukan muslim. Saya lihat orang-orang Ahmady mengamalkan ajaran Kitab Suci Alqur’an, namun masih juga kamu menganggap mereka bukan muslim. Sekalipun nampak kamu duduk didepan saya sambil minum alkohol dan melanggar ajaran Alqur’an, namun tetap menganggap dirimu orang Muslim. Dia mendengarkan apa yang saya katakan kepadanya itu dan dia terdiam tanpa jawaban sepatah katapun. Tetapi segelas alkohol masih digenggam ditangannya. Saya katakan kepadanya, saya ini orang Kristen, jangan malu dan khawatir minumlah alkohol ditanganmu ini! Maka tanpa menunggu apa-apa lagi iapun segera meminumnya lagi. Itulah kondisi orang Islam zaman sekarang. Akan tetapi mereka anggap orang Ahmady bukan muslim.                                                                                     
Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda: ” Dan tanda-tanda sudah zahir dengan nyata tetapi mereka tidak mau menerimanya. Maka turunlah kemurkaan Tuhan. Ketika mereka sudah melihat azab datang menimpa mereka, berkatalah mereka : ” Kami menganggap wujud engkau (Hazrat Masih Mau’ud a.s.) najis dan wabah ta’un yang sudah tersebar kemana-mana ini disebabkan penda’waan engkau dusta.” Azab yang sedang Tuhan timpakan diatas dunia ini, na’uzubillah, disebabkan Hazrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s telah berdusta dalam penda’waan beliau sebagai Utusan Allah swt. Sekarang juga tuduhan inilah yang dilontarkan kepada Beliau a.s. dan Jema’at beliau.                                   

Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda: ”  Tuhan tidak pernah mengutus seorang Rasul-pun kedunia tanpa disertai azab yang turun dari langit maupun azab yang keluar dari bumi. Supaya manusia sadar. Maka, sekarang beritahulah kepada kami, siapa dari antara Raja-raja yang membuat sebuah bahtera diwaktu taufan menerjang. Mereka sendiri tenggelam bersama orang-orang yang lain tenggelam. Muka mereka telah ditutup dengan debu. Dan cuaca buruk telah membuat kering sumber mata air mereka. Nasib baik (keberuntungan) telah berpisah jauh dari mereka. Mereka membuat berbagai macam cara untuk mengatasinya namun hasilnya hampa. Dan sekarang pemberontakan sudah berkobar namun tidak berhasil mendamaikannya kembali sekalipun telah berusaha keras melalui pasukan-pasukan khusus dan perwakilan-perwakilan di parlemen bahkan melalui pengiriman pasukan tentera keperbatasan musuh pemberontak. Kadangkala senjata-senjata dihiasi, pasukan tempur dalam jumlah besar dikerahkan namun hasilnya selain kekalahan dan kehinaan tidak ada apa-apa lagi. Sekarang, hai Tabib-tabib beritahulah !!  Pengobatan macam apa yang kalian miliki? Menurut pendapat kalian, apakah para Pemimpin Bangsa ini dapat mencegah bala musibah ini? Apakah kalian berharap bahwa Raja-raja ini mampu membersihkan duri-duri yang tumbuh didalam taman-taman Agama Islam? Atau kalian mengira bahwa Raja-raja Muslim ini dengan segala pengetahuan mereka mampu menyembuhkan penyakit-penyakit itu? Sama sekali tidak! Perkara itu lebih berat dan lebih sulit dari pada kalian mengharapkan sebutir kurma segar dari sebatang pokok cactus, tidak dapat diharapkan. Mereka terpendam dibalik batu-batuan besar, bagaimana mereka akan mengangkatkan kepala. Dan mereka datang dari bawah ribuan macam kegelisahan. Aku berkata dengan sesungguhnya, mencegah timbulnya bencana-bencana bukan kekuatan Raja-raja dan para Pemimpin Bangsa. Dapatkah orang buta menunjukkan jalan kepada orang buta lagi? Wahai para cendekiawan bijak !! Sekalipun Raja-raja ini orang-orang Muslim dan simpatic juga, namun tetap jiwa mereka tidak suci seperti jiwa atau orang-orang suci yang kamil. Dan mereka tidak diberi nur dan daya tarik seperti telah diberikan kepada orang-orang suci yang kamil. Sebab, nur itu turun dari langit kedalam kalbu orang yang dibakar didalam api fana fillah (api kecintaan terhadap Allah). Dari situ diminumkan air kecintaan kedalam kalbunya. Kemudian dia dimandikan dengan mata air keridhaan Allah swt. Dan kedalam kedua belah matanya dimasukkan celak (serbuk) kebersihan dan kebenaran untuk menambah terang pandangannya. Lalu kepadanya dikenakan pakaian kemuliaan yang anggun. Akhirnya dianugerahkan kepadanya kedudukan yang kekal. Sedangkan orang yang dengan sendirinya duduk didalam kegelapan, bagaimana ia dapat menyingkapkan kegelapan itu? Dan orang yang dengan sendirinya tidur nyenyak dan nyaman diatas takhta bagaimana ia dapat membangunkan orang lain yang sedang tidur? Keadaan yang sebenarnya adalah, Raja-raja zaman ini tidak ada sangkut pautnya dengan urusan keruhanian. Allah swt telah memalingkan seluruh perhatian mereka kearah siasat keduniawian. Dan dengan kebijakan tertentu mereka ditetapkan untuk mendukung Islam dari belakang. Perhatian mereka hanya terarah kepada masalah politik. Tidak ada maksud mereka untuk interupsi dibidang intisari dan hakikat agama. Kewajiban mereka tidak lebih dari mengatur penjagaan dan pengawasan yang baik terhadap batas-batas Islam. Dan mengawasi negara serta menjaganya dari serangan musuh. Kebersihan batin manusia dan mensucikannya dari fikiran dan akhlak kotor dan melindungi manusia dari godaan-godaan syaitan dan menyelamatkan mereka dari musibat-musibat melalui do’a-do’a dan melalui tekad dan semangat, semua perkara itu diluar kekuatan Raja-raja untuk melakukannya. Dan semua perkara itu tidak tersembunyi dari fikiran orang-orang terpelajar yang bijak. Kekuasaan Negara diberikan kepada Raja-raja untuk menjaga Islam dari serangan syaitani, bukan untuk mensucikan ruhani manusia dan membuat mata mereka bercahaya.”                                                     

Mengenai keadaan dan kondisi Ulama Islam Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda : ” Kebanyakan dari mereka menjadi penyakit bagi Islam bukan menjadi obat. Mereka ini dengan berbagai macam alasan dan cara berusaha menarik harta manusia. Mereka banyak bercakap namun sedikit bekerja, pandai bicara namun tidak pandai beramal. Memberi nasihat kepada orang lain mereka sendiri tidak mengamalkan nasihatnya itu. Ringkasnya, mulut mereka kasar dan hati mereka keras dan penuh dengan kegelapan. Akal pikiran mereka lemah, otak tumpul, keberanian tidak ada, semangat lemah dan amal perbuatan mereka buruk. Sedikit saja mendapat ilmu cepat menjadi sombong, dengan siapapun ia bertengkar keluar dari mulutnya kata-kata laknat. Apabila tidak sepakat dengan pendapat mereka keluar fatwa kuffur dari mereka. Suka menyakiti hati orang dan merampas harta. Fitratnya kikir, tabi’atnya hasad, merubah syari’at adalah cara agama mereka.  Mereka yang mengubah syari’at dilimpahkan kesalahannya kepada Jema’at Ahmadiyah, na’uzubillah. Diwaktu marah seperti srigala. Kemarahannya dikeluarkan dengan senang demi nafsu amarahnya. Melakukan zikir dan tasbih semata-mata untuk pamer. Mereka menyatakan diri sebagai pemimpin atau pembesar masyarakat”  Sekarang dinegara Pakistan banyak sekali ulama yang menjadi pemimpin besar masyarakat dan menguasai harta mereka.                         

Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda : Siapa yang mau anggaplah mereka malaikat, siapa mau anggalah mereka sudara kandung syaitan. Tidak terdapat pada diri mereka tanda-tanda toleransi dan kesabaran. Mereka datang kepada kalian dengan pakaian serigala. Tangan mereka menulis fatwa dusta dan untuk memusnahkan iman mereka cukup dengan biaya dua dirham saja. Mereka menghalang-halangi orang-orang untuk menerima kebenaran. Dan seperti syetan mereka menakut-nakuti orang. Takabbur mereka sangat meningkat dan berfikir sangat kurang. Tidak mempunyai kekuatan untuk berkata-kata yang mengandung faedah. Mereka mendukung perkara-perkara yang ragu. Apabila mereka diam tidak bercakap, maka maksudnya mereka meninggalkan tugas kewajiban. Apabila mereka berpidato, isi pidatonya hampa tidak mempunyai kesan apa-apa. Apabila ada masalah syari’at yang sulit, mereka tidak mempunyai kemampuan sedikitpun untuk memecahkannya. Dan tidak pula mereka mengetahui masalah pelik-pelik tentang kepercayaan Tarekat. Masalah aqidah wafat Nabi Isa a.s. sangat jelas namun mereka tidak mempunyai kepentingan apapun dengan kemenangan Islam. Nasib mereka dari Allah swt didalam fitrat mereka hanya untuk membuat kegaduhan. Mereka membaca Alqur’an hanya melalui mulut saja. Hati mereka tidak pernah menengok isi Alqur’an. Dikalangan mereka kemalasan dan kelalaian sangat memuncak. Dan kecerdasan serta firasat merega sudah berkurang. Tidak mempunyai kekuatan untuk memecahkan masalah-masalah sukar dan rumit. Engkau akan mendapatkan mereka mabuk dengan pengaruh perasaan yang menguasai jiwa mereka, sehingga mereka lupa kepada hak-hak Allah swt Yang Mahapemurah. Bagaimana seseorang akan mengharapkan pertolongan dari Allah swt dalam situasi mental seperti itu. Buruksangka telah membuat sifat mereka menjadi seperti binatang buas. Mereka menghalangi orang lain untuk mendengarkan perkara hak atau kebenaran. Agama mereka tunduk kepada perasaan dan keinginan nafsu, makan minum dan serakah untuk mengumpulkan harta. Terhadap musibat yang menimpa Islam mereka tidak merasa duka cita dan tidak pula menangis. Jika menangis juga yang keluar dari mata mereka adalah air mata buaya. Badan mereka gemetar ketakutan apabila berdiri dihadapan Raja. Akan tetapi apabila berdiri dihadapan Allah swt Yang Mahaperkasa mereka tidak merasa takut sedikitpun. Dan tidak pula merasa takut dari tersebarnya kegelapan dan kesesatan serta dari turunnya musibah. Mereka memicu segolongan orang-orang jahil yang menamakan diri mujahid untuk berperang memenggal leher orang-orang dengan pedang. Maka mereka menumpahkan darah orang-orang yang dianggap asing oleh mereka dan tidak berdosa. Dalam melakukan demikian sedikitpun mereka tidak menghiraukan kepada tuntutan taqwa atau rasa takut kepada Tuhan.”                                                                                              

Itulah beberapa sifat atau karakter dari pada para ulama. Apa yang Hazrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. jelaskan adalah gambaran mereka lebih dari seratus tahun yang silam, dizaman sekarang juga kita menyaksikan keadaan mereka seperti apa yang telah beliau jelaskan. Dan itulah sebagai saksi betapa benarnya sabda-sabda beliau itu. Allah swt telah membuktikan kebenaran semua keadaan yang telah dijelaskan oleh beliau a.s.                                                                         

Setelah beliau a.s. mengemukakan keadaan rakyat awam, para ulama dan Raja-raja didalam kitab beliau Al Huda itu beliau bersabda : ” Jadi, tinggalkanlah semua golongan-golongan Islam itu kemudian carilah sekarang barangkali Allah swt telah menurunkan sarana untuk mengobati keadaan ini. Ingatlah, pengobatan semua kerusakan ini terdapat dilangit tidak ada ditangan manusia. Bacalah kissah bangsa-bangsa zaman lampau didalam Alqur’anul Karim, bagaimana Allah swt telah menjalankan sunnah-Nya terhadap mereka itu semua. Lalu, bagaimana mungkin Allah swt mengubah sunnah-Nya bagi kaum yang akan datang? Apakah kalian mengira zaman sekarang ini tidak memerlukan seorang Imam Zaman ? Sedangkan dizaman ini kalian sedang menyaksikan kesesatan dan kejahilan dengan mata sendiri? Terhadap Islam juga sedang berlaku serangan-serangan. Bala musibah sedang berkecamuk mengakibatkan banyak korban jiwa. Demikian juga taufan kesesatan sedang merajalela sehingga tidak nampak lagi wujud khadim-khadim Agama. Keadaan sebenarnya adalah, manusia telah melupakan nasihat-nasihat Allah swt dan kepada petunjuk-petunjuk Alqur’anul Karim. Apa yang telah diterangkan didalam hadis-hadis juga telah dibantah oleh mereka. Banyak akidah-akidah Islam yang telah dijadikan serupa dengan akidah-akidah agama Kristen. Selain memikirkan barang-barang makanan dan minuman tidak memikirkan sesuatu yang lain lagi. Apakah mereka dapat diharapkan untuk memperbaiki orang-orang beragama? Mereka mengatakan bahwa hanya Nabi Isa a.s. yang suci dari sentuhan syaitan. Sebetulnya mereka sudah lupa kepada firman Tuhan : Inna ’ibaadi laisa laka ’alaihim sulthaan apakah Nabi Karim saw tidak suci dari sentuhan syaithan ? Jadi, sekarang tidak ada dosa yang paling besar lagi dari pada akidah Keristen yang kalian dukung sepenuhnya. Renungkanlah sendiri keadaan ummat Islam dizaman sekarang ini sudah terpecah menjadi berapa golongan? Sekalipun ada bantuan dari Allah swt Yang Rahman mempersatukan kembali mereka sudah tidak mungkin. Sebab setiap golongan menyatakan kaffir terhadap golongan yang lain. Dan apabila diadakan dialogue lisan dengan mereka tidak menghasilkan kesepakatan bahkan sebaliknya menimbulkan perbantahan semakin keras yang diakhiri dengan penyerangan secara phisik dan pembunuhan. Dalam keadaan demikian apakah kalian fikir perbedaan faham yang sangat besar diantara kalian laksana gunung dapat disingkirkan dari tengah-tengah kalian dan kalian sepakat menjadi satu untuk melawan para penentang? Sekali-kali tidak !! Keadaan sekarang seperti yang terjadi di Pakistan, sebuah jalsah golongan ”Pelindung Khataman Nabiyyin” diadakan disebuah kota, golongan Syiah, Ahli Sunni, Deobandi, Brelvi semua berkumpul. Jalsah diselenggarakan dalam tiga tempat bersamaan waktunya. Ditempat mana persiapan sebuah golongan hendak mengadakan jalsah, datang polisi kesana dan menghalaunya dari sana ketempat yang lain. Golongan Khatami Nubuwwat adalah sebuah issue, menurut mereka telah berperang melawan Ahmadiyah. Sekarang mereka sudah berkumpul hendak mengadakan jalsah untuk menentang Ahmadiyah. Tiga golongan telah berusaha mengadakan jalsah masing-masing dalam kota yang sama, namun tidak berhasil. Itulah keadaan ulama mereka.                    

Hazrat Masih Mau’ud a.s. bersabda : ” Kalian samasekali tidak memiliki kekuatan untuk bekerja, bagaimana dapat berhasil dalam pekerjaan kalian, yang sebetulnya hal itu adalah pekerjaan Tuhan. Allah swt sendiri yang dapat menghidupkan orang-orang yang berbeda-beda golongan itu dengan tiupan-Nya dari langit. Mereka mempunyai kalbu. Kalbu mereka akan ditiup melalui Masih Mau’ud (Masih yang dijanjikan). Dan manusia akan berhimpun dibawah satu Kalimah dan sunnah Allah swt adalah, apabila Dia ingin memperbaiki suatu ummat maka Dia bangkitkan seorang dari pada mereka itu. Akan tetapi hal itu tidak disetujui oleh ulama dan semua kaum. Padahal silsilah Muhammadi ini dinyatakan serupa dengan silsilah Musawi. Sebagaimana Kaum Yahudi telah sesat setelah Nabi Musa a.s. wafat. Maka setelah beberapa lama kemudian Allah swt mengutus Nabi Isa a.s. ditengah-tengah mereka. Demikian juga didalam ummat Muhammdiya setelah beberapa lama kurun waktu seperti itu berlalu Allah swt telah mengutus Masih Mau’ud. Nikmat itu harus kita syukuri mereka mengingkari Masih Mau’ud a.s. Seperti orang-orang Yahudi telah mengingkari Nabi Isa a.s. ”            Semoga Allah swt memberi taufiq kepada ummat Islam diseluruh dunia untuk memahaminya. Beliaulah wujud yang telah dijanjikan akan datang untuk menghimpun semua umat manusia didunia.                                                                                (Alihbahasa dari Aaudiao Urdu oleh Hasan Basri)