Rabu, 06 April 2011

Keagungan Dan Kerendahan Hati Rasulullah saw


Kedua nama Nabi Suci saw yang berberkat yaitu Muhammad dan Ahmad memiliki dua keunggulan yang berbeda. Muhammad mengandung arti yang amat dipuji dan menggambarkan keagungan dan kebesaran serta menyiratkan seseorang yang dicintai karena hanya yang dicintailah yang selalu dipuji-puji. Adapun kata Ahmad menyiratkan seseorang yang mencintai karena merupakan bagian dari seorang pencinta untuk memuji dan ia selalu memuji sosok yang dikasihinya. Jika Muhammad menggambarkan keagungan dan kebesaran maka Ahmad menggambarkan kerendahan hati.
   
Kehidupan beliau sebagai seorang Nabi terbagi dalam dua bagian, sebagian dihabiskan di Mekah untuk jangka waktu tigabelas tahun dan sebagian lainnya di Medina yang memakan waktu sepuluh tahun. Kehidupan beliau di Mekah menggambarkan segi nama Ahmad dari sosok beliau. Jangka waktu tersebut banyak dihabiskan dalam meratap dan memohon pertolongan di dalam doa. Barangsiapa yang memahami periode kehidupan Mekah dari beliau tentunya mengetahui betapa ratapan dan permohonan doa yang dilakukan beliau saat itu yang tidak ada padanannya pada pencinta lain yang sedang mencari kekasihnya. Ratapan beliau bukanlah untuk dirinya pribadi tetapi karena kesadaran beliau akan kondisi dunia pada saat itu. Zaman itu penyembahan Allah SWT telah sirna sedangkan Dia telah menanamkan keimanan dalam jiwa beliau yang memberikan kegembiraan dan kesukaan. Dengan sendirinya beliau ingin menyampaikan kegembiraan dan kasih ini kepada dunia, namun ketika beliau menyadari kondisi daripada dunia serta kemampuan dan fitrat manusia saat itu maka beliau menghadapi rintangan yang amat besar. Beliau menangisi kondisi dunia ini sedemikian rupa sehingga nyawa beliau pun terancam. Hal ini diindikasikan dalam ayat : “Boleh jadi engkau akan membinasakan dirimu sendiri dari dukacita karena mereka tidak mau beriman”. (Asy-Syuara, 26 : 4).

Periode ini merupakan kehidupan berdoa beliau dan menjadi manifestasi dari nama beliau sebagai Ahmad. Setelah itu beliau mengkonsentrasikan diri secara agung dan konsentrasi ini menunjukkan efeknya pada kehidupan beliau di Medina ketika signifikasi nama Muhammad diungkapkan sebagaimana dinyatakan dalam ayat : “Mereka itu berdoa untuk kemenangan dan binasalah setiap musuh kebenaran yang merajalela lagi keras kepala itu”. (Ibrahim, 14 :16). {Malfuzat, vol. II, hal. 178-179}.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar