Rabu, 13 April 2011

APAKAH RUH ITU

Kitab Suci Al-Quran menegaskan bahwa ruh atau jiwa tidak mewujud dengan sendirinya tanpa melalui suatu proses penciptaan. Semua jiwa diciptakan melalui pertemuan khusus di antara dua jenis benih reproduksi, sedangkan pada jenis serangga sederhana ada yang melalui satu jenis saja. Hal ini merupakan kenyataan yang ditegaskan oleh penelitian dan tidak mengandung kontradiksi. Adalah suatu kebodohan menolak apa yang merupakan realitas yang kasat mata.
 
Ketika kami menyatakan bahwa jiwa mewujud dari ketiadaan, tidak berarti bahwa sebelum mewujud, jiwa itu tidak berarti apa-apa. Yang dimaksud adalah tidak ada materi pra-eksis yang dari mana manusia bisa menarik keluar jiwa dengan kekuatannya sendiri, karena hanya kekuatan dan kebijakan Ilahi saja yang bisa mewujudkannya dari materi yang lain. Itulah sebabnya ketika Hazrat Rasulullah saw ditanya sahabat beliau: "Apakah ruh atau jiwa itu?", beliau diperintahkan Allah swt untuk menjawab bahwa, "Ruh telah diciptakan atas perintah Tuhan-ku."

Ayat Al-Quran yang berkaitan dengan masalah ini ialah:

"Mereka bertanya kepada engkau mengenai ruh. Katakanlah: Ruh telah diciptakan atas perintah Tuhan-ku dan tidaklah kamu diberi ilmu tentang itu melainkan sedikit sekali. "(Bani Israil, 17 : 86).

Dengan demikian penciptaan ruh itu merupakan suatu misteri penciptaan yang sulit bisa dipahami oleh manusia. Apa yang diketahuinya hanyalah tentang kelahiran ruh sebagaimana jika kita perhatikan serangga yang mewujud dari suatu materi lain.

Kelahiran ruh manusia berlangsung di bawah pengaturan kaidah Ilahi yaitu di dalam suatu kerangka kerja pertemuan dua benih reproduksi. Melalui percampuran kedua jenis benih ini akan muncul suatu persenyawaan yang unsur-unsurnya tidak ada pada benih semula. Persenyawaan tersebut terdiri dari darah dan benih sperma yang berwarna seperti fosfor. Ketika semilir angin dari manifestasi Ilahi bertiup di atasnya di bawah firman >Jadilah= maka tiba-tiba materi itu berkembang menebar dan menyebarkan pengaruhnya ke seluruh bagian dari kerangka kerja. Mulailah janin itu dikatakan hidup.

Hal yang menebar di dalam janin melalui manifestasi Ilahi tersebut adalah ruh yang mirip dengan firman Tuhan. Proses ini dikatakan sebagai perintah Tuhan karena fitrat dari si ibu yang mengandung yang menciptakan anggota tubuh si janin atas firman Tuhan dan menjalin kerangka kerjanya laiknya sarang laba-laba, tidak berkaitan dengan ruh yang diciptakan berdasarkan manifestasi Ilahi yang bersifat khusus. Meski yang merona fosfor dari mana ruh lahir tersebut dihasilkan oleh kerangka kerja, namun cetusan nyala keruhanian yang disebut jiwa tidak akan mewujud tanpa sentuhan angin surgawi. Inilah pengetahuan hakiki yang diberikan Al-Quran kepada kita. Amatlah sulit bagi para filosof untuk bisa memahaminya. (Chasma Marifat, Qadian, Anwar Ahmadiyyah Press, 1908)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar